Rabu 04 Dec 2019 09:02 WIB

Dua Hacker Jadi Kaya Raya, Terpujikah Pekerjaannya?

Banyak perusahaan yang rela membayar mahal hacker, untuk menjaga keamanan perusahaan.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Dua Hacker Jadi Kaya Raya, Terpujikah Pekerjaannya?. (FOTO: Reuters/Kacper Pempel)
Dua Hacker Jadi Kaya Raya, Terpujikah Pekerjaannya?. (FOTO: Reuters/Kacper Pempel)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Pekerjaan sebagai hacker atau dalam bahasa Indonesia disebut peretas kerap disangkutpautkan dengan kejahatan. Namun, ternyata tidak semua peretas itu jahat. Terkadang, mereka sengaja meretas untuk menunjukkan di mana letak kelemahan sistem keamanan websiter perusahaan tersebut.

Baca Juga

Seperti yang dilansir dari Business Insider (3/12/2019), ada dua peretas yang menjadi kaya raya berkat kemampuannya.

Pemuda pertama adalah Santiago Lopez, berusia 19 tahun. Ia menjadi miliarder berkat berkarier di HackerOne setelah menghasilkan jutaan “bug bounties”, yang sengaja dilakukan saat meretas satu perusahaan. Langkah ini bertujuan agar perusahaan itu membayar peretas untuk mengembalikan keamanan perusahaannya.

Baca Juga: Mengerikan, Hacker Paling Banyak Serang Ponsel Orang Indonesia!

“Saya menyadari betapa banyak uang yang dapat saya hasilkan melalui peretasan, namun dengan cara etis. Platform ini membuka saya kepada organisasi-organisasi terkemuka yang membayar sangat baik untuk menunjukkan kerentanan dalam sistemnya. Jadi saya memiliki peluang untuk menghasilkan banyak uang dan benar-benar membuat karier dari berburu hadiah," kata Lopez.

Lopez mengaku menghabiskan sekitar enam atau tujuh jam sehari untuk meretas. "Ketika Anda menemukan bug, itu adalah perasaan terbaik di dunia." ungkap dia.

Hacker kedua bernama Nathaniel Wakelam atau biasa akrab dipanggil "Naffy".Dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk meretas video game, meskipun tidak menguntungkan baginya.

"Saya menemukan kerentanan dalam game yang memungkinkan saya untuk menjadi tidak terlihat menduplikasi emas dalam game, dan pindah ke area peta terbatas / tidak diinginkan," kata Wakelam.

Game yang ia retas merupakan game Massively Multiplayer Online (MMO) besar. MMO adalah dunia game online besar, tempat pemain dapat berinteraksi, seperti "World of Warcraft."

Baca Juga: Diserang 300 Juta Hacker Per Hari, Jack Ma Bongkar Rahasia Alibaba Tetap Aman Terkendali

“Selama semester pertama saya di universitas, saya kesulitan membayar uang sewa. Saya juga bekerja lima jam sehari, lima hari seminggu di sebuah pusat panggilan sambil mempertahankan studi penuh waktu,” jelas dia.

Setelah meretas sebulan, ia tidak melanjutkan aktivitasnya. Namun, saat Yahoo mengumumkan sebuah program untuk mengamankan keamanan perusahaannya, Wakelam dengan sigap mengambil pekerjaan itu dan mendapatkan 6.000 dolar AS atau Rp 84 juta.

Banyak perusahaan yang rela membayar mahal hacker, untuk menjaga keamanan perusahaan mereka. Seperti yang dilakukan oleh Apple, yang mengadakan sayembara kepada siapa saja yang bisa membobol iPhone, akan dihadiahi uang sebesar 1 juta dolar AS atau Rp 14 miliar.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement