Selasa 03 Dec 2019 02:35 WIB

Penurunan GWM Dinilai Berdampak Positif Bagi Perbankan

Meski membantu, penurunan GWM tak mendorong kemampuan bank salurkan kredit.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Kredit bank (ilustrasi)
Foto: Tim Infografis Republika
Kredit bank (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penurunan giro wajib minimum (GWM) yang direalisasikan Bank Indonesia (BI) pada Juni dan November lalu dinilai akan berdampak positif bagi industri perbankan. BI menetapkan GWM rupiah turun sebesar 100 bps menjadi 5,5 persen untuk bank konvensional dan 4 persen untuk bank syariah.

"Dengan pelonggaran GWM yang dilakukan pada November dan yang akan berlaku pada Januari 2020, menambah likuiditas di sistem perbankan sekitar Rp 26 triliun," kata Analis Bahana Sekuritas Prasetya Christy Gunadi, Ahad (2/12).

Baca Juga

Menurut Prasetya, meski tidak terlalu besar, pelonggaran ini menjadi sinyal kepada pasar bahwa BI sedang menempuh kebijakan akomodatif yang masih akan berlanjut hingga tahun depan. Kebijakan akomodatif ini memang diperlukan mengingat loan to deposit ratio (LDR) masih berada dikisaran 97 persen hingga September 2019.

Prasetya menambahkan, penurunan GWM tidak serta merta mendorong kemampuan bank untuk menyalurkan kredit. Sebab, tambahannya bagi pertumbuhan kredit diperkirakan sekitar 0,5 persen, sehingga dampaknya bagi penurunan LDR hanya sekitar 40 bps.

"Namun bagi sebagian bank besar pelonggaran ini akan berdampak positif bagi peningkatan laba bersih yang diperkirakan melebihi 1 persen," terangnya. 

Hingga akhir September 2019, kredit perbankan tumbuh sebesar 7,89 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Bahana memperkirakan hingga akhir tahun ini kredit bank akan tumbuh dikisaran 9 persen. Sedangkan pada 2020, kredit perbankan diperkirakan tumbuh dikisaran 10 persen.

"Pemotongan GWM akan memberi ruang lebih besar bagi perbankan untuk membukukan pendapatan dari bunga kredit daripada bunga yang diperoleh dari penempatan dana di BI melalui GWM," ujar Prasetya. 

Bahana merekomendasikan beli untuk saham Bank Rakyat Indonesia(BBRI) dengan target harga Rp 5.300 per lembar saham. Dengan pelonggaran GWM, laba bersih BBRI diperkirakan akan naik sekitar 1,07 persen pada 2020.

Rekomendasi beli juga diberikan untuk Bank Mandiri, dengan target harga Rp 9.000 per lembar saham. Pelonggaran GWM diperkirakan akan membantu kenaikan laba bersih Bank Mandiri sebesar 1,04 persen pada 2020.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement