Kamis 28 Nov 2019 13:46 WIB

Kemenperin Dorong Kerja Sama RI-Korsel Tumbuhkan Start-up

Kehadiran startup diharapkan bisa mendongkrak ekonomi Indonesia dann Korea Selatan

Startup. Ilustrasi
Foto: expertbeacon.com
Startup. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong penguatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan di bidang ekonomi khususnya dalam menumbuhkan perusahaan rintisan (startup). Kehadiran startup ini diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi kedua negara di tengah ketidakpastian kondisi global.

“Kami ingin bersama-sama menginisiasi kerja sama di antara startup dan unicorn Indonesia-Korea,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis (28/11).

Baca Juga

Sebelumnya, Menperin Agus turut mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri ASEAN-Republic of Korea (RoK) Startup Summit dan ASEAN-RoK Innovation Showcase di Busan Exhibition and Convention Center (Bexco).

Menurut Menperin, kolaborasi yang akan dijalankan secara bilateral itu tidak sekadar mengidentifikasi sejumlah tantangan dan peluangnya saja, tetapi juga untuk membangun ekosistem inovasi bersama yang bisa mendukung pertumbuhan, keberlanjutan dan bahkan upaya meningkatkan keuntungan bagi startup dan unicorn di kedua negara hingga ASEAN.

“Oleh karena itu, kami mengapresiasi penyelenggaraan ASEAN-RoK Startup Expo 2019. Dari ajang tersebut, kami berharap terjadinya berbagi informasi, pengalaman dan best practices dalam penyusunan regulasi,” paparnya.

Selain itu, Agus meyakini kegiatan itu dapat menghubungkan pemangku kepentingan yang relevan. “Jadi, bisa saling berkolaborasi mengenai pameran teknologi inovasi dan produk antar-startup, atau bahkan mencakup perluasan jaringan antar startup, unicorn dan investor,” imbuhnya.

Agus menilai saat ini merupakan waktu yang tepat bagi startup di ASEAN dan Korea untuk bersama-sama mendominasi dan memimpin lanskap startup dunia. “Kami ingin melahirkan startup dan unicorn yang lebih besar, lebih tangguh dan berorientasi pasar,” tandasnya.

Menperin mengungkapkan pada 2013, hanya terdapat 39 perusahaan rintisan di seluruh dunia yang dikategorikan sebagai unicorn. Istilah unicorn, yaitu startup yang berusia kurang dari 10 tahun dengan memiliki valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS.

“Enam tahun kemudian, pada pertengahan 2019, TechCrunch melaporkan sudah ada sebanyak 452 unicorn dan startup di seluruh dunia dengan valuasi kumulatif mencapai 1,6 triliun dolar AS. Pertumbuhan unicorn sangat cepat pada 2018, karena dalam waktu 15 bulan, lebih dari 170 startup di seluruh dunia mencapai status tersebut,” tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement