REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Bursa Saham Hong Kong dalam waktu kurang dari seminggu kehilangan sebagian besar nilainya. Secara tiba-tiba, bursa Hong Kong rontok dan beberapa saham bergerak liar bahkan nilainya ditaksir mencapai 5,2 triliun dolar AS.
Saham China First Capital Group, sebuah perusahaan investasi yang berfokus pada layanan keuangan dan pendidikan, anjlok hingga 78 persen dalam perdagangan Rabu (27/11) sebelum perdagangan dihentikan. Virscend Education, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh First Capital, juga kehilangan sebanyak 78 persen sebelum mengurangi penurunannya menjadi 33 persen lebih rendah.
Hal tersebut membuat nilai gabungan pemegang saham terkoreksi senilai 1,2 miliar dolar AS. Dilansir dari Bloomberg, Virscend beroperasi secara normal, dan dewan tidak mengetahui alasan di balik pergerakan harga.
Meskipun Hong Kong tidak asing dengan kemerosotan indeks saham yang tiba-tiba, gelombang penurunan baru ini sekali lagi menyoroti tata kelola perusahaan di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di kota itu.
Pekan lalu, saham ArtGo Holdings merosot 98 persen setelah MSCI membatalkan rencana untuk menambahkan saham ke indeks benchmark. Pada hari yang sama, saham sebuah perusahaan furnitur China jatuh sebanyak 91 persen setelah investor mempertanyakan tata kelola akuntansi perusahaan.
Salah satu katalis yang sering menjadi pendorong adalah penjualan paksa oleh pemegang saham utama. Padahal hal tersebut dapat menyebabkan efek domino ketika perusahaan terhubung oleh investor atau lini bisnis.