REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membangun 184 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) atau tempat pengisi daya (charger) tahun depan. Rencana itu demi mendukung program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL).
"Tidak pertimbangkan berapa mobil listrik yang ada, kita akan bangun charger di seluruh Indonesia. Kalau lebih kita revisi, kalau kurang ya sudah. Kami harus mulai bersiap," ujar Ketua Tim Mobil Listrik PLN Zainal Arifin saat ditemui Republika.co.id di Jakarta, Selasa, (26/11).
Ia menyebutkan, investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 500 juta sampai Rp 700 juta per SPKLU. Dalam satu SPKLU, kemungkinan ada dua charger kendaraan.
Rencananya beberapa tempat pengisi daya yang dibangun nanti merupakan pengisi daya cepat. "Misal ada 150 charger, 50 di antaranya fast charger," jelas Zainal.
Dirinya merincikan, kapasitas yang dibutuhkan untuk sekali mengisi daya satu baterai kendaraan sekitar 80 Kilowatt (KW), tergantung jenis baterainya. "Kalau yang kecil-kecil apalagi motor listrik, cuma 1 KW," ucap dia.
Zainal menegaskan, PLN siap memenuhi kebutuhan program KBL. Sebab, kapasitas pembangkit listrik di Jawa dan Bali saja sekarang menembus 6.000 Megawatt.
Hanya saja, lanjutnya, sampai saat ini tarif listrik untuk KBL belum bisa ditentukan. Pasalnya, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengenai itu, belum keluar.
"Jadi kami masih meraba-raba. Kami ingin pendanaan charger ini pakai loan atau apa, sehingga bisa minimalkan dana investasi. Dengan begitu tarif listriknya bisa sama seperti sekarang," harap Zainal.