Selasa 26 Nov 2019 16:49 WIB

Kapok Pinjam dari Rentenir, Suyamti Beralih ke Amartha

Suyamti merupakan perempuan tangguh Amartha yang berhasil mendapatkan penghargaan.

Suyamti salah satu mitra Amartha.
Foto: Amartha
Suyamti salah satu mitra Amartha.

REPUBLIKA.CO.ID, Kesulitan mendapatkan pinjaman membuat Suyamti (46 tahun) asal Indramayu berusaha mendapatkan pinjaman dari rentenir. Alhasil dia kesulitan untuk mengembalikan pinjaman tersebut, apalagi bunga pinjamannya yang tinggi.

“Kondisi keuangan yang makin sulit membuat saya pinjam ke rentenir. Tetapi, bukannya penyelesaian dari masalah itu, justru saya mendapat masalah. Setiap hari kerja, dari pagi sampai malam untuk bayar itu (tagihan rentenir), makan seadanya saja. Anak mau makan apa nggak bisa dituruti sampai-sampai sakit hati saya, saya nangis,” kata Suyamti dengan mata berkaca-kaca.

Baca Juga

Kala itu, dia sedang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga jasa keuangan konvensional. Sebab, dia tidak memenuhi syarat maupun kriteria dari lembaga jasa keuangan tersebut. Apalagi, usaha jamu yang telah dirintisnya sejak 1995 itu sedang mengalami keterpurukan.

“Ibarat anak mau makan ayam saja kadang nggak bisa ngasih karena nggak ada uangnya, penghasilan saya dari jualan jamu kecil sekali,” ujarnya.

photo
Suyamti salah satu mitra Amartha.

Pada suatu ketika, salah satu petugas lapangan Amartha datang ke daerah perumahannya. Awalnya, dia tidak percaya dengan Amartha. Sebab, proses pinjamannya yang mudah dan tak perlu jaminan. Dia masih trauma dengan pengalamnya bersama rentenir.

“Waktu itu penjelasan dari Amartha sangat bagus. Saya tertarik dengan penjelasan mereka. Akhirnya, saya masuk dalam majelis (kelompok mitra usaha Amartha yang terdiri dari 15-25 orang). Kebetulan lokasinya dekat dengan tempat tinggal saya,” ungkapnya.

Pada 2016, Suyamti resmi menjadi mitra usaha Amartha. Modal itu, dia gunakan untuk membeli bahan utama dan penunjang untuk usaha jamunya. Lambat laun, usahanya terus berkembang. Bahkan, dia juga memberikan pengalaman kesuksesannya dalam membangun usaha jamu di majelis tersebut.

Dari hasil jerih payahnya, dia juga dapat membeli motor bebek serta merenovasi rumah. Dia juga ingin menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. “Sekarang jualan sama bapak (suami) bisa untung Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per hari. Alhamdulillah anak mau makan apa bisa keturutan,” ujarnya.

Namun, ada impiannya yang belum terwujud hingga sekarang. Rencananya, dia ingin berjualan di alun-alun Indramayu. Hal ini dilakukan agar usahanya terus berkembang.“Saya ingin membeli gerobak baru agar usaha semakin maju. Biar saya bisa jualan bersama bapak di alun-alun pas malam  hari,”tutupnya.

Suyamti merupakan perempuan tangguh dari Amartha yang berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Perempuan Pencipta Perubahan 2019 yang diberikan oleh Andi Taufan Garuda Putra selaku Pendiri dan CEO Amartha di Jakarta. Penghargaan yang digelar pada Oktober lalu di Unite for Education (UFE) Sustainability Forum ini merupakan bentuk apresiasi Amartha kepada para ibu  di pedesaan yang sukses dalam membangun usahanya serta memberikan dampak sosial kepada masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement