REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berencana untuk memasang target investasi sebesar Rp 100 triliun pada 2020 mendatang. Direktur Keuangan Pertamina, Pahala Manshury menjelaskan besarnya investasi akan diprioritaskan untuk eksplorasi dan produksi.
"Tahun depan kita berencana berinvestasi sekitar 7,8 milliar dolar AS atau kalau dirupiahkan di atas Rp 100 triliun," kata Pahala, Sabtu (23/11) malam.
Ia juga menjelaskan target investasi tahun depan ini meningkat dibanding tahun 2019 sebesar Rp 60 triliun. Menurut Pahala, dari investasi Rp 100 triliun hampir lebih dari separuhnya akan dialokasikan untuk meningkatkan kegiatan pencarian migas, melalui pengembangan Blok Migas yang dikelola Pertamina.
"Aloksi paling besar Sekitar 3,7 miliar dolar AS di hulu untuk pengembangan aset hulu yang Kita miliki," ujar Pahala.
Dia menyebutkan, aset hulu yang menjadi prioritas pengembangan tahun depan adalah Blok Mahakam, Pertamina menganggarkan sekitar 1 miliar dolar AS untuk blok migas yang digarap Pertamina sejak 2018 tersebut. Selain Mahakam, Pertamina juga fokus dengan kegiatan pencarian potensi migas melalui survei seismik 2D dari Komitmen Kerja Pasti Blok Jabi Merang.
"Tahun depan tentunya adalah Salah satu aset yang kita kembangkan. Selain itu lebih banyak eksplorasi termasuk survei seismik Jambi Merang," ujarnya.
Selain sektor hulu, alokasi investasi tahun depan juga diperioritaskan untuk pembangunan kilang dengan anggaran lebih dari 1,5 miliar dolar AS. Pembangunan kilang yang menjadi fokus Pertamina adalah program Refinery Development Master Plan/RDMP) Balikpapan dan persiapan untuk pembangunan kilang Tuban.
"Untuk kilang kurang lebih di atas 1,5 milar dolar AS, terutama yang sudah jalan Balikpapan dan persiapan Tuban," ujarnya.