Sabtu 23 Nov 2019 14:08 WIB

Tren Kolaborasi Fintech dan Perbankan Kian Berkembang

Kehadiran teknologi akan membawa perubahan bagi lanskap bisnis di sektor keuangan

Rep: Novita Intan/ Red: Christiyaningsih
Fintech (ilustrasi)
Foto: flicker.com
Fintech (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Laporan e-Conomy SEA 2019 oleh Google dan Temasek pada akhir 2019 menyebut di Indonesia masih terdapat 92 juta jiwa penduduk dewasa yang belum tersentuh layanan finansial atau perbankan. Jumlah tersebut lebih dari separuh total penduduk dewasa Indonesia yang mencapai 182 juta jiwa.

Menurut Komisioner Kredivo, Umang Rustagi, cepatnya penetrasi pasar yang mampu dilakukan oleh fintech lantas membuat para pelaku fintech memperkuat ekspansi bisnisnya guna memberikan dampak lebih luas bagi sektor keuangan di Indonesia. Hal ini turut mencuri perhatian dari berbagai investor. Termasuk para pelaku di sektor keuangan seperti perbankan konvensional yang turut menyalurkan dananya dan berkolaborasi dengan pelaku fintech.

Baca Juga

“Kehadiran teknologi akan membawa perubahan bagi lanskap bisnis di sektor keuangan saat ini. Pelaku di sektor keuangan pun semakin dituntut untuk mampu memberikan layanan dan produk keuangan yang inovatif, lebih efisien, cepat, mudah dan memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (23/11).

Menurutnya kolaborasi antara fintech dan perbankan dengan berorientasi pada peningkatan ekonomi masyarakat akan menciptakan iklim sektor keuangan Indonesia yang kondusif. "Kolaborasi yang terjalin, baik fintech dan perbankan dapat lebih memperkuat dan memaksimalkan perannya dalam memperluas akses keuangan bagi masyarakat," ucapnya.

Berbagai tantangan mungkin dihadapi oleh pelaku fintech di Indonesia yang hendak menjajaki kolaborasi dengan perbankan. Selain kredibilitas fintech yang menjadi faktor pertama dalam proses integrasi dengan perbankan, kemampuan manajemen risiko yang dilakukan oleh fintech juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi para perbankan yang ingin berkolaborasi dengan fintech.

"Fintech yang mampu mengelola manajemen risiko dengan baik tentunya akan meminimalisir indeks kredit macet, sehingga akan memberikan nilai tambah bagi performa bisnis perbankan," ungkapnya.

Eksistensi fintech saat ini mampu turut menggerakkan roda perekonomian negara. Hasil riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dan Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia (AFPI) yang dilakukan akhir 2019 ini menyebut perusahaan fintech lending diproyeksi berkontribusi Rp 100 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 2020. Prediksi itu naik hampir empat kali lipat dibanding 2018 sebesar Rp 25,97 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement