Selasa 19 Nov 2019 08:41 WIB

Premi Asuransi Kendaraan Bermotor Hanya Tumbuh 1,1 Persen

Pangsa pasar premi asuransi kendaraan bermotor mengalami turun jadi 24 persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Tentukan jenis asuransi apa yang akan digunakan untuk melindungi kendaraan dengan menimbang faktor pemakaian dan risiko.
Foto: wikipedia
Tentukan jenis asuransi apa yang akan digunakan untuk melindungi kendaraan dengan menimbang faktor pemakaian dan risiko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pertumbuhan asuransi kendaraan bermotor mengalami perlambatan. Hal ini seiring dengan melambatnya pertumbuhan penjualan bermotor roda dua dan roda empat.

Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudyar Dalimunthe mengatakan premi asuransi kendaraan bermotor sebesar Rp 13,91 triliun pada kuartal tiga 2019. Pencapaian ini hanya tumbuh 1,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 13,76 triliun.

“Pangsa pasar premi asuransi kendaraan bermotor mengalami penurunan menjadi 24 persen dari sebelumnya 28,7 persen,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/11) malam.

Berdasarkan data Gaikindo penjualan kendaraan bermotor roda dua kuartal tiga 2019 sebanyak 4,35 juta unit atau tumbuh lima persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 4,16 juta unit. Sementara penjualan kendaraan roda empat sebanyak 753.594 unit atau minus 12 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 856.655 unit. 

“Klaim asuransi kendaraan bermotor sebesar Rp 6 triliun atau tumbuh 5,5 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 5,68 triliun,” ucapnya.

Dody optimistis pada tahun depan lini bisnis asuransi masih ditopang bisnis harta benda dan kendaraan bermotor. Begitu pun dengan bisnis asuransi kredit seiring peningkatan penetrasi yang dilakukan beberapa pemain pada lini tersebut.

“Dulu anggota tidak berpikir untuk menggarap asuransi kredit, sedikit sekali. Ternyata sekarang beberapa pemain berkutat berkompetisi yang ketat di dua bisnis utama yakni harta benda dan kendaraan bermotor, maka mencari celah termasuk asuransi kredit. Mereka pun penetrasinya cukup tinggi,” jelasnya.

Sementara Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa TI dan Aktuarial AAUI Trinita Situmeang menambahkan lini bisnis harta benda menyumbang kontribusi terbesar sebanyak 26 persen dari total premi industri. Lalu diikuti oleh kendaraan bermotor yang memberikan kontribusi 24 persen dan asuransi kredit sebanyak 16,3 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement