REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lintas Rel Terpadu (LRT) Palembang, Sumatra Selatan beroperasi sejak Juli 2018. Hingga memasuki Oktober 2019, Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatra Selatan Rosita mengatakan jumlah penumpang yang sudah diangkut sejak awal operasi hingga saat ini sudah mencapai tiga juta penumpang.
Dia menjelasakan rata-rata harian jumlah penumpang yang diangkut pada Oktober 2019 mencapai 7.276 penumpang perhari. “Animo penumpang masih lebih tinggi pada akhir pekan,” kata Rosita, Sabtu (17/11).
Rosita mengatakan jumlah penumpang yang diangkut pada akhir pekan mencapai 10.207 penumpang. Sementara pada hari biasa penumpang LRT palembang berjumlah 6.256 penumpang.
“Jumlah itu lebih rendah dibanding hari libur, maka terlihat animo masih lebih besar pada pekan,” kata Rosita.
Dia menilai, angka tersebut menujukan tren yang terus meningkat bila dilihat dari jumlah penumpang sepanjang Januari hingga Oktober 2018. Rosita mengatakan jumlah penumpang LRT Palembang terus meningkat setiap hari.
Menurutnya, peningkatan tersebut terjadi karena dilakukan beberapa penyesuaian batas kecepatan. “Ini dilakukan sehingga waktu tempuh dapat dipersingkat dari 62 menit menjadi 47 menit dan headway semula dari 24 menit menjadi 18 menit, serta frekuensi dari 52 perjalanan menjadi 78 perjalanan LRT,” katanya.
Sementara itu, kinerja operasional untuk LRT Palembang sejak beroperasi sampai dengan Oktober 2019 mencapai 99 persen. Rosita menjelaskan total perjalanan sampai Oktober 2019 mencapai 1.631 perjalanan dengan kedatangan tempat waktu berjumlah 1.614 kereta dan keterlambatan sebanyak 17 perjalanan.
“Dengan demikian dapat kita katakan LRT Palembang memberikan jaminan terhadap ketepatan waktu perjalanan dan waktu perjalanan dapat bersaing dengan moda transportasi darat,” katanya.
Rosita mengharapkan masyarakat dapat menjadikan LRT Palembang sebagai pilihan utama dalam bertransportasi. Dengan begitu dapat memberikan dampak baik yang lebih signifikan terhadap kemacetan dan polusi udara.