Selasa 12 Nov 2019 15:25 WIB

Ritel Modern Siap Jual Beras Medium Milik Bulog

Bulog siap menyalurkan hasil serapannya dari petani ke ritel-ritel modern.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
 Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey (dua dari kiri) dengan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (dua dari kanan) dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) penyediaan beras medium dan bahan pokok dari Bulog di ritel modern. Penandatanganan dilakukan di Hotel Arya Duta, Jakarta, Selasa (12/11).
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey (dua dari kiri) dengan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (dua dari kanan) dalam acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) penyediaan beras medium dan bahan pokok dari Bulog di ritel modern. Penandatanganan dilakukan di Hotel Arya Duta, Jakarta, Selasa (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ritel modern yang berada di bawah naungan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berkomitmen menjadi outlet penyaluran beras kualitas medium milik Perum Bulog. Harga yang ditawarkan tidak akan memiliki perbedaan jauh dengan ketetapan pemerintah agar tetap dapat terjangkau oleh masyarakat.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menuturkan, pihak ritel tidak akan mengambil margin yang melampaui batas terhadap barang-barang kebutuhan pokok. Pengusaha juga memastikan daya beli konsumen.

Baca Juga

"Biasanya (margin yang diambil) dua sampai lima persen," tuturnya ketika ditemui usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Aprindo dengan Bulog di Jakarta, Selasa (12/11).

Tutum mengatakan, barang kebutuhan pokok adalah margin paling tipis yang biasa diambil pelaku ritel. Margin itupun hanya untuk mengembalikan beban-beban biaya operasional yang sudah dikeluarkan.

Tutum menjelaskan, implementasi dari kerja sama ini menggunakan skema bussiness to bussiness (B2B). Bulog akan dilihat sebagai supplier para anggota Aprindo, sehingga lebih memudahkan dalam proses administrasi.

Nantinya, kedua belah pihak akan membuat trading terms atau perjanjian perdagangan dan terms of payment. "Misal, bagaimana kemasannya untuk di minimarket, supermarket dan hypermarket, karena konsumennya sendiri berbeda-beda," katanya.

Tutum sendiri belum dapat memastikan kapan beras Bulog dapat dijual di ritel modern. Ia hanya menyebutkan, tim dari tiap pengusaha ritel yang tergabung dalam Aprindo dan Bulog akan secepat mungkin berkoordinasi. Baik itu mengenai kapasitas dari masing-masing ritel hingga penentuan harga.

Tutum mengakui, kerja sama ini akan membantu pemerintah dalam menjaga inflasi. Hanya saja, ia berharap, Bulog tetap dapat memastikan keberlanjutan suplai dan penyebaran yang merata.

Apabila jumlahnya tidak mencukupi dan penyebaran tidak merata, tujuan Bulog untuk melakukan stabilisasi harga beras dan bahan pokok akan sulit tercapai. "Wilayah-wilayah tertentu yang kosong pasti akan diisi oleh orang-orang yang selama ini mensuplai di ritel modern maupun tradisional," ucapnya.

Selain keberlanjutan persediaan, Tutum memberikan catatan lain pada Bulog. Misal, ketersediaan armada logistik untuk mengirimkan beras medium dan bahan pokok lain ke ritel-ritel modern. Catatan berikutnya, persamaan kemasan dan standar di tiap ritel. Jumlah yang disalurkan pun harus sama dengan tingkat permintaan pengusaha.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, kerja sama dengan Aprindo memungkinkan tingkat penyerapan beras medium yang ditargetkan untuk masyarakat menengah ke bawah dapat lebih terjamin. Sebab, Aprindo memiliki jaringan ritel modern yang tersebar di 30 provinsi Indonesia.

Sampai dengan Oktober, Perum Bulog sudah menyerap 1,1 juta ton beras atau masih di bawah target 1,8 juta ton hingga akhir tahun. Penyebabnya, selama ini, Bulog belum memiliki jaminan distribusi.

"Melalui kerjasama dengan Aprindo, kita bangun jejaring beras yang kita serap untuk masyarakat luas," tutur Budi.

Selain membantu penyerapan, Budi menambahkan, kerja sama antara Bulog dengan Aprindo akan membantu pemerintah dalam menekan inflasi. Sebab, harga beras yang didistribusikan dipastikan tetap dapat dijangkau oleh masyarakat.

Hanya saja, Budi belum menjelaskan, kapan pastinya beras medium Bulog sudah dapat ‘terpajang’ di ritel modern. Ia mengembalikannya pada kesiapan pengusaha.

Tapi, pada dasarnya, Bulog siap menyalurkan hasil serapannya dari petani ke ritel-ritel modern. Tingkat kebutuhannya pun akan kembali disesuaikan dengan kebutuhan ritel.

Dalam proses distribusinya, Budi menambahkan, Bulog akan memaksimalkan kapasitas divisi regional Bulog yang sudah tersebar di berbagai daerah. Mereka bertugas mendistribusikan kepada ritel di daerah masing-masing. "Jadi, penyebarannya bisa cepat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement