REPUBLIKA.CO.ID, BULELENG -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengklaim Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, sebagai produsen benih ikan bandeng terbesar di dunia. Ikan bandeng jga menjadi sebagai salah satu sumber ekonomi utama masyarakat Buleleng.
Kepala Pusat Riset Perikanan KKP, Waluyo Sejati Abutohir mengatakan, pihaknya sudah melakukan pencanangan Kampung Bandeng disana oleh Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol. Saat ini, BBRBLPP Gondol sudah menghasilkan teknologi berupa Hatchery Lengkap dan Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) dan telah diadopsi di Kecamatan Gerokgak
Waluyo menyampaikan riset ikan bandeng sudah dilakukan sudah sejak lama oleh KKP. Hasil riset itu dapat dituai saat ini dengan limpahan produksi benih bandeng.
"Total produksi pada 2019 (sampai dengan Agustus 2019) mencapai 4,3 milIar benih,” ujar Waluyo, Senin (11/11).
Waluyo menyampaikan Buleleng berhasil mengekspor benih bandeng ke berbagai negara, di antaranya ke Filipina (2,12 miliar benih), Taiwan, Singapura, Thailand, Srilanka, Malaysia, Hongkong, China, Colombia, Timor Timor dan Vietnam. Hal tersebut didukung dengan Hatcheri skala besar sebanyak 176 unit dan hatcheri skala kecil sebanyak 4.500 unit.
"Dengan total produksi 10,2-12 juta ekor nener per hari, maka nilai ekspor sebesar Rp 200 miliar," ujarnya.
Ia berharap pencanangan Kampung Bandeng dan Agrowisata di Buleleng dapat memberdayakan masyarakat pembudidaya, khususnya pada kelompok utama guna meningkatkan perekonomian masyarakat. Hasil inovasi dan riset yang dihasilkan BRSDM dapat dimanfaatkan dan diadopsi oleh stakeholder dengan pendampingan serta pemberdayaan untuk peningkatkan kesejahteraan.
"Harapannya bukan hanya benih bandeng saja, namun sampai dengan pengolahan dan pemasarannya,” tuturnya.