Senin 11 Nov 2019 18:52 WIB

Marak Aduan Belanja Daring, Konsumen Hati-Hati!

Konsumen diingatkan untuk hati-hati dalam belanja daring karena banyak keluhan

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Marak Aduan Belanja Daring, Konsumen Hati-hati!. (FOTO: Unsplash/Andrew Neel)
Marak Aduan Belanja Daring, Konsumen Hati-hati!. (FOTO: Unsplash/Andrew Neel)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengingatkan masyarakat agar lebih waspada dalam berbelanja secara daring, terlebih tanggal 11 November ini, banyak platform e-commerce yang menawarkan berbagai diskon.

Hal tersebut disampaikan karena menurut catatan YLKI, selama lima tahun terakhir, aduan perihal berbelanja secara daring masih tinggi.

"Berdasar data pengaduan YLKI selama lima tahun terakhir, pengaduan belanja online selalu menduduki rating tiga besar," ujar Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Warta Ekonomi, Senin (11/11/2019).

Baca Juga: Harbolnas 11.11 Menggiurkan, YLKI: Awas Diskon Abal-abal!

Menurutnya, banyak hal dalam ranah perlindungan konsumen yang masih perlu diselesaikan. Apalagi dalam sektor belanja daring, pertumbuhannya terus meningkat.

"Ironisnya presentase pengaduan tertinggi yang dialami konsumen adalah barang tidak sampai ke tangan konsumen. Artinya, masih banyak persoalan belanja online dalam hal perlindungan konsumen," katanya.

Dalam hal perlindungan konsumen, Tulus juga mengingatkan agar pelaku marketplace harus mengedepankan promosi yang bertanggung jawab. 

"Para pelaku marketplace harus mengedepankan strategi promosi, iklan, dan marketing yang bertanggung jawab, dan menjunjung etika bisnis yang fair, dan mematuhi regulasi yang ada," ujarnya.

Baca Juga: Produk Lokal Berhasil Sumbangkan Rp3,1 M di Ajang Harbolnas

Iklan dan promosi juga disebut Tulus perlu diperhatikan. Karena menurutnya, tidak sedikit iklan dan promosi yang menawarkan produk dengan harga miring, namun hanya sekadar gimmick marketing, atau diskon abal-abal.

"Bukan malah sebaliknya, iklan dan promosi yang membius konsumen yang beda-beda tipis dengan aksi penipuan," pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement