Senin 11 Nov 2019 13:18 WIB

Mengapa Investasi Asing Lebih Banyak Masuk Vietnam?

Dari 33 perusahaan Cina yang akan investasi di luar negeri, tak satu pun ke Indonesia

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Investasi.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Investasi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan salah satu kumpulan tenaga kerja terbesar di dunia. Namun, Indonesia tidak dapat mengambil potensi investasi asing dari banyaknya perusahaan yang ingin memindahkan produksi keluar dari Cina untuk menghindari tarif AS.

Investor asing sebagian besar melewati Indonesia dan berinvestasi ke negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand. Meskipun Presiden Joko Widodo berupaya untuk membersihkan hambatan birokrasi dan peraturan untuk membuat negara lebih ramah investor dan menciptakan lapangan kerja baru, hal ini dinilai tidak akan mudah dalam ekonomi global yang melambat.

Baca Juga

Menurut Bank Dunia, dari 33 perusahaan Cina yang mengumumkan rencana untuk mendirikan atau memperluas ke luar negeri dari Juni hingga Agustus, tidak ada yang berencana untuk pindah ke Indonesia. Dua puluh tiga ditetapkan untuk pindah ke Vietnam dengan sisanya menuju ke Thailand, Kamboja, Malaysia, India, Meksiko dan Serbia. 

"Bisnis pindah dari Cina tetapi tidak datang ke Indonesia karena tetangga Indonesia lebih ramah investor," kata Bank Dunia, dilansir Washington Post, Senin (11/11).

Jokowi sendiri telah mengeluh soal sulitnya perusahaan mendapatkan persetujuan berinvestasi di Indonesia. Di Vietnam, diperlukan dua bulan, sementara di Indonesia memerlukan waktu bertahun-tahun. Investasi langsung asing ke Indonesia sebagai persentase dari produk domestik bruto tercatat rendah dan cukup stagnan dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Menurut laporan Bloomberg, industri yang sangat potensial adalah tekstil, ekspor terbesar Indonesia setelah bahan bakar fosil dan minyak sawit. Pabrik lokal tekstil memasok pengecer besar seperti H&M, Walmart dan JC Penney. Nilai ekspor tumbuh lebih dari 5 persen menjadi 13,2 miliar dolar AS pada tahun 2018 dari 12,5 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya, menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia. Namun, departemen bea cukai Vietnam melaporkan 30,5 miliar dolar AS dalam ekspor tekstil dan pakaian jadi pada tahun 2018, naik hampir 17 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement