REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Raksasa perniagaan elektronik asal China, Alibaba Group Holding Inc meraup untung dalam satu jam pelaksanaan ajang penjualan diskon Single Day sebesar 91,2 miliar yuan atau 13 miliar dolar AS. Hasil tersebut melesat sekitar 32 persen dari pendapatan awal tahun lalu, yang mengumpulkan 69 miliar yuan.
Sama seperti Black Friday dan Cyber Monday di Amerika Serikat (AS), Single Day juga digadang-gadang menjadi ajang penjualan daring terbesar di dunia. Single Day berawal ketika ketua dan kepala eksekutif Alibaba, Daniel Zhang memulainya 10 tahun lalu, dan terus berkembang hingga sekarang.
Single Day yang juga dikenal sebagai "Double Eleven", dan berlangsung pada penanggalan 11/11, merujuk juga sebagai artian lajang. Dalam prosesnya, Alibaba mendapatkan penjualan senilai 30 miliar dolar AS di platformnya pada Single Day tahun lalu.
Dilansir dari Reuters, Senin (11/11), jumlah tersebut melampaui penjualan daring AS untuk Cyber Monday sekitar 7,9 miliar dolar AS. Meskipun, pertumbuhan penjualan 27 persen adalah yang terendah sejak acara tersebut diadakan pada 2009 lalu.
Lebih jauh, raksasa ritel China itu memulai festival belanja 24 jam tahun ini dengan mengadakan konser bintang pop Amerika, Taylor Swift dan selebritas lokal seperti Jackson Yee.
Namun, perayaan Single Day kali ini adalah kali pertamanya Alibaba, tidak bersama pendiri flamboyannya, Jack Ma. Ia mengundurkan diri sebagai ketua pada September lalu.
Pengunduran diri tersebut datang pada saat yang sangat penting bagi perusahaan. Terlebih ketika mereka berniat mengumpulkan hingga 15 miliar dolar AS, melalui penjualan sahamnya di Hong Kong bulan ini.
Byatanya Alibaba terus mendominasi industri belanja daring saat ini. Meskipun dengan adanya persaingan.
Selain saingan lamanya, JD.com, saat ini, Alibaba juga menghadapi persaingan dari pendatang baru, Pinduoduo. Pendapatan Pinduoduo meningkat sejak 2017 dengan menargetkan konsumen di kota-kota China yang lebih rendah.