Warta Ekonomi.co.id -- Produsen ponsel pintar terbesar dunia, Samsung, merencanakan PHK besar-pesaran di China berdasarkan narasumber kepada outlet media lokal QQ.com.
Pertemuan yang membahas PHK Samsung diadakan di kantor Samsung di Beijing, Senin (4/11/2019) sore hari. Pemecatan besar-besaran itu akan berdampak terhadap staf di Departemen Penjualan dan Pemasaran Ponsel Pintar.
"Namun, diskusi soal rincian rencana PHK belum rampung," ujar narasumber yang tak mau disebutkan namanya itu, dikutip dari KrAsia.
Baca Juga: Habis Tutup Pabrik Karena Kalah dari Produsen China, Cuan Samsung Anjlok Hingga . . . .
Kabar PHK ini muncul setelah berembusnya isu yang menyebut Samsung akan menggabungkan 11 kantor cabang di China menjadi 5 entitas saja, mengorbankan setidaknya sepertiga dari staf.
Kepada laman Sina.com, Samsung mengklaim langkah itu bertujuan meningkatkan daya saing di China pada era 5G dan menyatakan akan menawarkan produk dan layanan yang lebih baik kepada konsumen di sana.
Lebih lanjut, Samsung baru menutup pabrik terakhirnya di Huizhou, Provinsi Guangdong pada September lalu setelah pangsa pasarnya di negara itu anjlok. Berdasarkan data Canalys, Samsung juga keluar dari 5 vendor teratas di Negeri Tirai Bambu.
Huawei menduduki puncak daftar dengan 41,5 juta unit dalam pengiriman, sedangkan Vivo ada di posisi kedua dengan pengiriman 17,5 juta unit. Sayangnya, tidak ada data spesifik untuk penjualan Samsung.
Meski begitu, perusahaan itu masih jadi nomor satu di pasar ponsel pintar global. Samsung mengirimkan 78,9 juta ponsel pintar pada kuartal III tahun ini, mengalahkan Huawei, Apple, Xiaomi, dan Oppo, menurut data yang dirilis oleh Canalys.