Ahad 03 Nov 2019 14:24 WIB

Atasi Monopoli Tol Laut, Kemenhub Perkuat Layanan Digital

Kemenhub sudah mengidentifikasi pola potensi monopoli tol laut terjadi di mana saja.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut akan menggandeng perusahaan layanan online PT. Gojek Indonesia (Gojek).
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut akan menggandeng perusahaan layanan online PT. Gojek Indonesia (Gojek).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan bekerja sama dengan Gojek untuk meningkatkan tol laut. Untuk mengatasi monopoli tol laut, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko mengatakan akan memaksimalkan layanan digital bekerja sama dengan Gojek.

“Oleh sebab itu, kami menjajaki kerjasama dengan Gojek untuk menghentikan monopoli yang terjadi di penyelenggaraan tol laut,” kata Wisnu, Ahad (3/11).

Dengan begitu, Wisnu mengatakan manfaat subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk tol laut tepat sasaran. Sehingga, kata dia, mampu menurunkan disparitas harga antara Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Bagian Timur.

Wisnu memastikan dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan dengan Gojek dalam membahas kerja sama tersebut. “Ini kami lakukan untuk dapat sesegera mungkin aplikasi pemesanan kontainer tol laut tersebut dapat terwujud,” tutur Wisnu.

Terlebih, Wisnu mengatakan Kemenhub sudah mengidentifikasi pola potensi monopoli tol laut terjadi di mana saja. Wisnu menuturkan saat ini masih diduga praktik monopoli tol laut terjadi di daerah timur seperti Maluku dan Papua.

“Papua kita akan masuk lebih mendalam dan dengan aplikasi Gojek ini mudah-mudahan menjadi solusi yang andal untuk menghentikan monopoli yang terjadi,” ujar Wisnu.

Mengenai monopoli tol laut, Wisnu mengatakan sejauh ini Kemenhub mendapatkan laporan paling banyak terjadi di Maluku dan Papua karena pengirimannya paling besar. Dia mengakui trayek tol laut menuju Maluku dan Papua paling banyak.

Saat ini Kemenhub mengoperasikan sebanyak 18 trayek tol laut, dari semuanya hanya empat rute yang diduga terjadi monopoli. “Ada empat itu Tamreya, Somlaki, Dobo, dan Wasio,” jelas Wisnu.

Ada kemungkinan di dalam empat trayek tersebut hanya ada satu shipper saja yang mengirim barang sehingga terjadi monopoli tol laut. Untuk itu Wisnu memastikan Kemenhub akan memaksimalkan layanan digital agar transparansi tetap bisa terpantau. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement