Jumat 01 Nov 2019 19:24 WIB

84 Ribu EDC Bank Mandiri Bisa Dipakai Linkaja

Target nilai transaksi e-money hingga akhir 2019 yakni sebesar Rp 13 triliun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Linkaja.
Foto: Linkaja
Linkaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 84 ribu mesin Electronic Data Capture (EDC) Bank Mandiri sudah bisa digunakan untuk membaca Kode QR dari Linkaja. Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menyampaikan hingga tahun depan diharapkan 80-90 persen mesin bisa digunakan untuk pembayaran dengan Linkaja.

"Saat ini sudah 84 ribu dari sekitar 230 ribu EDC kita sudah bisa dibaca Linkaja, harapannya tahun depan bisa 80-90 persen," kata dia di Jakarta, Jumat (1/11).

Menurut Heri, kolaborasi tersebut merupakan komitmen untuk meningkatkan penggunaan transaksi nontunai. Bank Mandiri juga mendorong penggunaan uang elektronik dengan e-money yang kini bisa topup melalui Linkaja.

Heri mengatakan target nilai transaksi e-money hingga akhir 2019 yakni sebesar Rp 13 triliun, naik 30-35 persen dari tahun lalu. Pangsa pasar e-money sendiri sudah mencapai 75 persen dengan jumlah kartu yang beredar sekitar 19 juta kartu.

Jumlah transaksi per bulan sendiri mencapai 18 juta transaksi. Mayoritas, sekitar 80 persen digunakan untuk moda transportasi, seperti tol, Transjakarta, Kereta Commuterline Indonesia, dan Moda Raya Terpadu. Tahun depan, e-money juga akan merambah LRT.

Heri menyampaikan cashless society menjadi tujuan dari para pelaku keuangan untuk efisiensi. Ini karena penggunaan uang tunai membutuhkan biaya yang mahal. Jika masyarakat terbiasa nontunai, maka transaksi atau penanganan uang bisa lebih hemat.

CEO PT Fintek Karya Nusantara (Linkaja), Danu Wicaksana sepakat untuk memperluas infrastruktur bagi cashless society. Ia menyampaikan penanganan uang tunai yang mahal bisa dikurangi dan digunakan untuk kegiatan lain yang lebih bermanfaat.

"Tiap tahunnya itu habis sekitar Rp 5 triliun untuk print dan distribusi uang tunai, kalau kita bisa hemat beberapa miliar saja, itu akan sangat membantu," kata dia.

Linkaja, tambah Danu, memiliki basis pengguna yang meluas tidak hanya di Jabodetabek. Sekitar 30 persen berada di Sumatera dan 11 persen di Indonesia bagian timur. Sementara wilayah Jabodetabek sekitar 20 persen. Total pengguna teregistrasi sendiri mencapai sekitar 30 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement