REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) Yuddy Renaldi mengatakan tren pertumbuhan yang dicatat saat ini tidak bisa dilepaskan dari strategi ekspansi. Dia mengatakan strategi ekspansi yang dilakukan sesuai dengan visi dalam menghasilkan pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan.
Dia mengatakan pada kuartal tiga 2019, kurva pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) Bank BJB. "Di mana rasio NPL dapat dijaga pada level 1,75 persen atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan sebesar 2,60 persen," kata Yuddy di Hotel Ritz Carlton Pasific Place, Rabu (30/10).
Dia memastikam pertumbuhan yang diperoleh Bank BJB akan dijaga agar selalu berkualitas. Di sisi lain, kata Yuddy, Bank BJB juga akan mempertahankan kualitas pelayanan agar tetap prima sembari terus melakukan perbaikan-perbaikan dari segi infrastruktur teknologi maupun pelayanan.
Yuddy mengatakan Bank BJB juga fokus dalam meningkatkan fee based income yang terlihat dari perolehan perseroan secara pada kuartal tiga 2019 sebesar Rp 249 miliar. "Ini lebih tinggi 13.70 persen dibandingkan perolehan fee based income secara kuartalan di kuartal sebelumnya, pertumbuhan ini merupakan tertinggi sepanjang 2019," ungkap Yuddy.
Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB Suartini juga menyoroti pertumbuhan di sektor kredit pada kuartal tiga 2019 yang meningkat 9,8 persen dibandingkan periode yang sama pada 2018. Begitu juga dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank BJB yang tumbuh 10 persen pada kuartal tiga 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. DPK Bank BJB pada kuartal tiga 2019 mencapai Rp 98,4 triliun.
"Dari portofolio pertumbuhan kredit itu memang yang paling banyak proporsinya konsumer karena memang itu menjadi kredit market yang memng banyak diminati bank lain," ujar Suartini.
Suartini memastikan Bank BJB akan mempertahankan hal tersebut. Selain itu, kata Suartini, Bank BJB juga mengemban amanah dari pemegang saham yang ingin gembangkan pembangunan daerah dan UMKM.
"Sehingga terlihat triwulan ketiga ini korporasi komersial meningkat dengan proporsi sekitar 17 persen. Tentu saja dengan mengendalikan pertumbuhan berkualitas," ujar Suartini.