REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan adanya ancaman kondisi perekonomian yang lebih sulit. Ancaman bahkan mengarah ke resesi ekonomi pada tahun 2020.
"Perkiraan dari lembaga-lembaga internasional, tahun depan akan menuju ke sebuah situasi yang lebih sulit. Dan bahkan ada yang menyampaikan menuju ke sebuah resesi," kata Presiden Jokowi ketika membuka rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (30/10).
Rapat yang juga dihadiri Wapres Ma'ruf Amin itu beragenda penyampaian program dan kegiatan di bidang perekonomian. Sebelum Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan program dan kegiatan dimaksud, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa hal yang harus menjadi perhatian kabinet.
"Sebelum saya mempersilahkan Pak Menko untuk menyampaikan fokus dan kerja dalam lingkup koordinasi, saya sampaikan beberapa hal," kata Jokowi. Pertama, lanjut dia, kondisi ekonomi global dalam lima tahun ini dan perkiraan-perkiraan dari lembaga-lembaga internasional bahwa tahun 2020 akan menuju ke sebuah situasi yang lebih sulit.
"Dan bahkan ada yang menyampaikan menuju ke sebuah resesi," tegas Jokowi.
Kepala Negara meminta semua pihak harus mengantisipasi kemungkinan tersebut. "Ini bolak balik saya sampaikan, kuncinya ada di pertama peningkatan ekspor dan substitusi barang-barang impor. Kedua, yang sangat penting adalah juga investasi," katanya.
Menurut dia, peningkatan ekspor dan investasi menjadi kunci dalam kegiatan di bidang ekonomi. "Oleh sebab itu saya sudah sampaikan baik kepada Mendag dan Wamendag, Menlu dan Wamenlu, saya sampaikan secara khusus bahwa perjanjian perdagangan harus kita lakukan secara terus menerus tanpa henti," kata Jokowi.