REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengirim satu unit pesawat terbang CN235-220 Military Transport untuk Nepalese Army pada Rabu (30/10). Sebagian modal kerja pembiayaan program ekspor pesawat ini didanai oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan skema National Interest Account (NIA).
Pengiriman pesawat dilakukan dari Hanggar Fixed Wing PTDI di Bandung menuju Kathmandu, Nepal. Direncanakan, pesawat akan tiba pada Sabtu (2/11). Turut hadir dalam pelepasan pengriman ini di antaranya Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bambang Adi Winarso, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Harjanto dan Senior Vice President I Indonesia Eximbank Yadi Jaya Ruchandi
Penggunaan skema NIA dari LPEI merupakan penugasan khusus dari Kementerian Keuangan untuk penyediaan pembiayaan ekspor pesawat udara. "Di mana Indonesia Eximbank turut mendukung PTDI dalam melakukan penetrasi pasar di kawasan Afrika dan Asia Selatan," seperti dikutip dari rilis yang diterima Republika, Rabu (30/10).
Perjalanan pesawat CN235-220 pertama akan menuju Medan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan ke Yangon, Myanmar. Lalu, dilanjutkan kembali ke Dhaka, Bangladesh dan terbang kembali hingga Kathmandu sebagai destinasi terakhir. Captain Esther Gayatri Saleh bertindak sebagai Test Pilot In Command dan Flight Instructor (acting as Chief of The Mission) sementara Captain Ervan Gustanto sebagai Copilot.
Adapun pesawat tersebut akan dilakukan Flight Training lanjutan dan Final Acceptance Flight oleh Nepalese Army. Pengiriman ini menjadi realisasi dari penandatanganan kontrak pengadaan satu unit pesawat terbang CN235-220 Military Transport antara Angkatan Darat Nepal dengan PTDI pada 16 Juni 2017.
Pesawat CN235-220 sendiri merupakan pesawat multirole dengan daya angkut sebanyak 48 penumpang yang dapat digunakan untuk beberapa misi. Mulai dari pengintaian, patroli maritim dan angkutan pasukan bersenjata.
Beberapa kelebihannya adalah Quick Change Configurations (Troop/Paratroop, VIP, Medical Evacuation, Passanger dan Cargo) dan Multihop Capability Fuel Tank, teknologi yang memungkinkan pesawat terbang tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya
Hingga saat ini, PTDI telah berhasil memproduksi dan mengirimkan pesawat CN235 sebanyak 68 unit untuk dalam negeri maupun luar negeri, dari total sebanyak 285 unit populasi pesawat CN235 series di dunia.
Adapun operator dalam negeri yang menggunakan pesawat CN235 series adalah TNI AU dan TNI AL. Sedangkan operator luar negerinya adalah negara Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, Pakistan, Uni Emirat Arab, Senegal dan Nepal.
PTDI merupakan badan usaha milik negara (BUMN) yang didirikan pada 1976. Produk utama yang dihasilkan adalah pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa. PTDI mampu memproduksi jenis pesawat terbang CN235 yang dilengkapi dengan mission sesuai konfigurasi antara lain: angkut, cargo, paratroop, medevac, patroli maritim bahkan VIP.
Sementara itu, Indonesia Eximbank adalah lembaga keuangan yang secara khusus dibentuk pemerintah untuk mendukung program ekspor nasional dalam berbagai bentuk. Yaitu, pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi. LPEI juga dapat melakukan pembiayaan ekspor nasional atas penugasan khusus dari Pemerintah, yaitu berupa NIA.