Senin 28 Oct 2019 15:24 WIB

Google Tak Dipercaya Karyawannya, Ternyata Ini Alasannya!

perusahaan kesulitan mempertahankan kepercayaan karyawan kepada manajemen.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Google Tak Dipercaya Karyawannya, Ternyata Ini Alasannya!. (FOTO: Reuters/Sergio Perez)
Google Tak Dipercaya Karyawannya, Ternyata Ini Alasannya!. (FOTO: Reuters/Sergio Perez)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Video rapat internal Google dan bosnya bocor. Di dalam video itu, CEO Google, Sundar Pichai mengatakan, perusahaan kesulitan mempertahankan kepercayaan karyawan kepada manajemen.

Kecemasan Pichai datang setelah sederet masalah yang dialami Google. Pertama, pendapat karyawan soal budaya tempat kerja, proyek Google untuk militer AS, hingga upaya mengembangkan mesin pencari yang disensor untuk China.

"Saya mencoba untuk memahami penyebab putusnya kepercayaan dan melihat yang bisa kita lakukan untuk meningkatkannya lagi. Pasti semakin sulit untuk melakukannya," kata Puchai dalam rekaman itu, dikutip dari Cnet, Senin (28/10/2019).

Baca Juga: Pimpinan Mbah 'Gugel' Dituding Mata-Matai Karyawannya, Duh Risih!

Bahkan pada November 2018, lebih dari 20 ribu pekerja tetap dan kontrak Google dari 50 kantor global melangsungkan aksi demonstrasi untuk memprotes tindakan perusahaan terhadap dugaan serangan seksual dan pelanggaran. Setengah tahun kemudian, para pekerja juga memprotes gudaan pembalasan atas aksi pada November itu.

Pekan lalu, pimpinan Google juga dituduh mengembangkan alat internal untuk mengawasi para karyawannya. Namun, Google mengklaim alat itu dirancang untuk mengatasi spam internal dalam kalender dan acara perusahaan.

Komite Kongres Keamanan Dalam Negeri telah mendorong berbagai platform teknologi untuk meningkatkan upaya penghapusan konten kekerasan.

Pada Mei lalu, Google mengirim surat kepada anggota parlemen AS, mengatakan telah meninjau lebih dari 1 juta video yang diduga memuat aksi teroris di platform YouTube dalam tiga bulan pertama tahun ini. Perusahaan itu juga mengklaim telah menghabiskan ratusan juta dolar per tahun untuk mengulas konten.

Google tidak menanggapi permintaan komentar soal bocornya video rapat internal itu.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement