Jumat 25 Oct 2019 12:02 WIB

Amran Minta Syahrul Yasin Limpo Bereskan Empat Komoditas

Menteri baru harus bisa melanjutkan mimpi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Menteri Pertanian yang baru dilantik Syahrul Yasin Limpo.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian yang baru dilantik Syahrul Yasin Limpo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syahrul Yasin Limpo resmi menjabat sebagai Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Menteri Pertanian 2014-2019, Amran Sulaiman menitipkan pekerjaan rumah bagi Syahrul untuk menyelesaikan tiga komodita pangan yang hingga kini masih bermasalah.

Amran mengatakan, ketiga komoditas tersebut yakni gula, kedelai,  bawang putih, serta populasi sapi. Ketiga komoditas tersebut hingga saat ini masih diimpor lantaran pasokan dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan nasional.

"Kami sudah diskusi dengan Pak Syahrul dan kami yakin ini bisa diselesaikan. Ini kita selesaikan satu per satu," kata Amran kepada awak media Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selata, Jumat (25/10).

Ia menuturkan, menteri baru harus bisa melanjutkan mimpi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Syahrul yang sudah menjadi rekan kerja dirinya diyakini bisa lebih dalam bekerja sehingga mampu membawa institusi Kementerian Pertanian untuk terus berbenah.

"Kami yakin beliau bisa membawa pertanian jauh lebih baik dari yang lalu. Beliau tegas, disiplin, dan pekerja keras. Saya siap membantu," kata dia.

Sebagaimana diketahui, komoditas gula kerap kali menimbulkan masalah dan membuat para petani tebu mengeluh lantaran anjloknya harga. Hal itu lantara masih dibukanya keran impor gula industri. Sementara itu, kedelai yang menjadi satu dari dua komoditas tanaman pangan yang sedang dikejar untuk swasembada pada tahun 2020.

Adapun bawang putih, Kementan menargetkan harus mencapai swasembada pada tahun 2021. Kementan melakukan upaya swasembada dengan mewajibkan tanam bawang putih kepada para importir sebesad 5 persen dari volume impor. Sementara, populasi sapi ditargetkan swasembada pada tahun 2024.

Sementara itu, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, akan fokus pada penyelesaikan data dalam 100 hari kerja. Sebab, pangkal masalah di sektor pertanian bersumber dari data yang masih belum seragam. Di satu sisi, ia juga mengingatkan jajaran dan pegawai Kementan agar tidak melakukan praktik

"Saya mau seluruh jajaran saya kerja cepat. Kita lanjutkan apa yang sudah ada. Jangan ada agenda tersembunyi, pembicaraan di bawah meja," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement