Warta Ekonomi.co.id, -- Beberapa waktu belakangan ini, beberapa wilayah di Indonesia terasa begitu panas. Bahkan, warganet Twitter ramai membicarakan suhu di sejumlah kota, seperti Surabaya, Semarang, Jabodetabek, Surakarta, dan Cikampek Selatan.
Ternyata, menurut Kepala Subbidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Agie Wandala putra, fenomena tersebut terjadi karena saat ini matahari berlokasi dekat dengan garis khatulistiwa.
"Saat ini, posisi matahari dekat dengan khatulistiwa, belum lagi ditambah dominasi radiasi langsung ke permukaan Bumi akibat sedikitnya uap air di pagi hingga siang," kata Agie, Senin (21/10/2019).
Baca Juga: Balitbang ESDM Lakukan Uji Kemampuan B30 di Suhu Dingin. Begini Hasilnya
Radiasi itu berujung pada suhu permukaan yang beragam sehingga sejumlah wilayah cenderung memiliki tekanan udara yang sangat berbeda satu sama lain.
Contohnya, hari ini (23/10/2019), berdasarkan pantauan Warta Ekonomi, Surakarta diprediksi bersuhu 40 derajat celcius pada pukul 13.00 WIB, padahal pada pukul 07.00-08.00 WIB ini, suhunya masih 26 derajat celcius.
Jika merujuk pada data Agie, suhu panas memang melanda Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Tenggara. "Apalagi, wilayah yang topografinya berbukit, sehingga perbedaan tekanan udara berpotensi menimbulkan potensi angin kencang, seperti di Malang, Brebes, Bandung, dan lain-lain," jelasnya.
BMKG menyebutkan, suhu panas akan berlangsung selama pekan ini, dengan kisaran suhu 34-36 derajat.