REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, program utama yang akan dilakukannya dalam lima tahun ke depan adalah mengurangi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Fokus ini seiring dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Di sisi lain, Airlangga menambahkan, program-program terkait sektor riil juga menjadi prioritas Kemenko Bidang Perekonomian. "Termasuk bagaimana neraca perdagangan dapat diperbaiki," ujarnya usai acara serah terima jabatan (sertijab) di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (23/10).
Perbaikan neraca dagang akan difokuskan pada neraca migas yang terus mengalami defisit semakin dalam. Airlangga mengatakan, salah satu program yang diharapkan Presiden Jokowi adalah menyelesaikan program substitusi impor. Quick win atau solusi tercepatnya yakni menyelesaikan restrukturisasi PT Tuban Petrochemical Indonesia (TPI).
Program kedua, Airlangga menambahkan, mendorong pelaksanaan biofuel B30 pada tahun depan yang terus diarahkan hingga mencapai B100. "Dari situ, tekanan terhadap neraca migas akan ada perbaikan," tuturnya.
Berbicara B100, Airlangga memastikan, pihaknya juga terus mendorong investasi. Ia sudah berbicara dengan sejumlah industri dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BDPD), dan beberapa di antaranya sudah mengajukan ketertarikan untuk menanamkan modal.
Perhatian tidak kalah besar juga diarahkan Airlangga pada inflasi, termasuk pangan. Arahan ini sejalan dengan pesan dari Menko Bidang Perekonomian Periode 2015-2019 Darmin Nasution dan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Airlangga menuturkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mendapatkan data akurat dan realtime. "Gimana caranya agar ada terobosan baru juga," ujarnya.
Dalam jangka pendek, Airlangga mengatakan, pihaknya akan melakukan pembahasan dengan tim ekonomi dan kementerian teknis terkait. Sebab, Kemenko Bidang Perekonomian bertugas untuk meminta input dari masing-masing sektor.