REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir siap memperbaiki citra dan kinerja BUMN yang selama ini dinilai kurang baik. Hanya saja, pihaknya tidak menyalahkan pihak manapun terkait kinerja yang telah ada.
“Saya datang dari swasta, jadi saya tinggal bersih-bersih saja karena, saya sesalkan sekali ada citra BUMN yang kurang baik belakangan ini,” kata Erick, di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10).
Erick resmi dilantik menjadi Menteri BUMN oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10). Usai dilantik dan menyelesaikan serah terima jabatan dengan Rini Soemarno, Erick langsung memimpin rapat perdana bersama sejumlah pejabat dan direksi BUMN.
Di sisi lain, Erick juga menyebut sejumlah target jangka panjang yang belum diselesaikan BUMN. Salah satu target yang dimaksud antara lain proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dan Surabaya-Jakarta, dan kelanjutan kesepakatan nilai valuasi serta spin off untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco.
“Saya akan pelajari dulu soal itu,” ungkapnya.
Tercatat, Pertamina dan Saudi Aramco telah membentuk perusahaan patungan sejak 22 Desember 2016 dengan presentase saham sebesar 55 persen milik Pertamina, dan Saudi Aramco sebesar 45 persen. Saat itu, keduanya menargetkan proyek RDMP Cilacap dapat dimulai pada 2021 namun hingga kini kesepakatan masih terhalang valuasi dan spin off aset.