Jumat 18 Oct 2019 07:09 WIB

Unilever Indonesia Kantongi Laba Rp 5,5 Triliun

Perolehan laba Unilever Indonesia turun dibandingkan tahun lalu

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
PT Unilever Indonesia Tbk: Foods Director PT Unilever Indonesia Tbk Hernie Raharja (tengah) dan Chef Ragil Imam pada konferensi pers jelang Festival Jajanan Bango (FJB) 2019 di Kemang, Kamis (21/2).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
PT Unilever Indonesia Tbk: Foods Director PT Unilever Indonesia Tbk Hernie Raharja (tengah) dan Chef Ragil Imam pada konferensi pers jelang Festival Jajanan Bango (FJB) 2019 di Kemang, Kamis (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba sebesar Rp 5,5 triliun pada kuartal III 2019. Laba tersebut turun 24,4 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 7,28 triliun.

Berdasarkan pengumuman resmi Unilever Indonesia, penurunan laba ini disebabkan oleh penurunan pada pendapatan lain-lain dari Rp 2,84 triliun pada kuartal tiga 2018 hanya Rp 2,16 miliar pada kuartal tiga 2019. Sedangkan penjualan perusahaan meningkat menjadi Rp 32,36 triliun dari Rp 31,53 triliun.

Baca Juga

“Beban pemasaran dan penjualan meningkat dari Rp 5,92 menjadi Rp 6,1 triliun,” seperti dikutip pengumuman resmi perusahaan, Jumat (18/10).

Sementara perusahaan membukukan nilai aset sebesar Rp 20,81 triliun per kuartal tiga 2019 atau meningkat 2,41 persen dari akhir 2018 yang mencapai Rp 20,32 triliun. Peningkatan aset ini terutama disebabkan oleh peningkatan aset lancar dari Rp 8,25 triliun pada akhir 2018 menjadi Rp 8,88 triliun pada kuartal tiga 2019.

Sedangkan liabilitas perusahaan barang konsumsi terbesar di Indonesia ini mencapai Rp 13,92 triliun pada kuartal tiga 2019 atau meningkat 7,57 persen dibandingkan akhir 2018 yang mencapai Rp 12,94 triliun. Peningkatan liabilitas ini disebabkan oleh peningkatan liabilitas jangka panjang yang mencapai Rp 2,01 triliun dan liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp 11,91 triliun.

Unilever Indonesia berencana memecah nilai nominal saham (stock split). Aksi korporasi ini akan membuat saham UNVR menjadi lebih terjangkau oleh investor ritel. 

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan saat ini harga saham UNVR cukup tinggi. Diperlukan melakukan aksi korporasi untuk mengubah nilai nominal saham.

"Kami berharap dengan adanya stock split ini harga saham UNVR akan menjadi lebih terjangkau oleh investor ritel kebanyakan.

Selain itu, stock split ini juga diharapkan akan mendukung pertumbuhan bursa efek Indonesia karena adanya peningkatan likuiditas perdagangan saham UNVR. Perusahaan akan menyampaikan usulan mengenai stock split dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang waktu pelaksanaannya akan diumumkan lebih lanjut. Selain mengenai stock split, RUPSLB juga memutuskan mengenai perubahan direksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement