Jumat 18 Oct 2019 03:53 WIB

Penguatan UMKM Antisipasi Resesi Global

Pemerintah harus memberikan fokus dan perhatian lebih besar lagi bagi penguatan UMKM

Rep: Novita Intan/ Red: Agung Sasongko
Produk kerajinan UMKM.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Produk kerajinan UMKM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang dagang antara Amerika dan China membuat beberapa negara mengalami ancaman resesi global. Situasi ini semakin menekan neraca perdagangan dalam negeri, mengingat kedua negara tersebut merupakan mitra dagang utama Indonesia.

Analis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Suhaji Lestiadi mengatakan sektor UMKM dan koperasi mampu menjadi penyangga sistem perekonomian nasional dalam menghadapi resesi. Saat krisis global 1998, UMKM sudah terbukti mampu menopang ekonomi Indonesia sehingga perekonomian Indonesia mampu bangkit kembali tahun-tahun selanjutnya.

“Pemerintah harus memberikan fokus dan perhatian lebih besar lagi bagi penguatan UMKM dan koperasi di Indonesia, sehingga bisa ‘naik kelas’ dan memiliki ketangguhan dalam menopang perekonomian Indonesia,” ujarnya kepada Republika, Jumat (18/10).

Menurutnya langkah tersebut sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 yang menyasar pada tujuan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pengurangan ketimpangan.

“Dengan mendorong UMKM naik kelas dapat mengurangi tingkat kemiskinan sekitar 20 persen atau setara dengan mengeluarkan 5 juta orang dari kemiskinan. Selain itu dapat mengurangi tingkat ketimpangan sekitar 4 persen,” jelasnya.

Terkait resesi dan krisis ekonomi global, berdasarkan rilis yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF) pada Rabu (15/10), pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya mencapai tiga persen bahkan terendah sejak krisis. Situasi ini pun diprediksi masih akan berlanjut di tahun selanjutnya. Bloomberg economics menciptakan model untuk menentukan peluang resesi Amerika.

Saat ini, indikator memperkirakan kemungkinan resesi Amerika beberapa titik tahun berikutnya adalah 27 persen lebih tinggi dibanding setahun yang lalu.  “Dengan pertumbuhan 3 persen, tidak ada ruang untuk kesalahan kebijakan,” ungkap Ekonom IMF Gita Gopinath dilansir dari situs resmi IMF.

Selain itu, imbuh Gita, menjadi kebutuhan mendesak bagi para pembuat kebijakan untuk secara kooperatif mengurangi perdagangan dan ketegangan geopolitik. Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina saja diperkirakan akan menyusutkan perekonomian dunia sebesar 0,8 persen pada 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement