Jumat 18 Oct 2019 05:19 WIB

Neraca Perdagangan Jatim Defisit 338,60 Juta Dolar AS

Ekspor Jawa Timur mengalami penurunan 16 persen, menyebabkan defisit.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/7).
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, neraca perdagangan Jatim pada September 2019 mengalami defisit sebesar 338,60 juta dolar AS. Defisit disebabkan oleh adanya selisih perdagangan yang negatif pada sektor nonmigas maupun migas. Sehingga secara agregat, neraca perdagangan menjadi minus.

"Sektor nonmigas mengalami defisit sebesar 16,57 juta dolar AS, dan sektor migas mengalami defisit sebesar 322,02 juta dolar AS," kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono saat menggelar konferensi pers di kantornya, Jalan Kendangsari Surabaya, Selasa (15/10). 

Teguh melanjutkan, secara kumulatif pun, selama Januari-September 2019, neraca perdagangan Jawa Timur masih mengalami defisit sebesar 1,96 miliar dolar AS. Hal ini disumbangkan oleh defisit sektor migas sebesar 2,54 miliar dolar AS. Meskipun, sektor nonmigas justru kinerjanya positif dengan surplus sebesar 571,93 juta dolar AS.

Teguh menjelaskan, ekspor Jawa Timur pada September 2019 turun sebesar 15,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,895 miliar dolar AS, menjadi 1,592 miliar dolar AS. Pun, dibandingkan September 2018, nilai ekspor Jatim turun sebesar 2,66 persen.

"Penurunan nilai ekspor September 2019 tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor sektor nonmigas maupun migas yang sama-sama mengalami penurunan," ujar Teguh.

Teguh menjelaskan, jika dibandingkan Agustus 2019, ekspor komoditas nonmigas turun sebesar 14,23 persen. Yaitu dari 1.785,63 juta dolar AS, menjadi 1,531,46 juta dolar AS. Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 96,19 persen dari total ekspor September 2019.

Hal yang sama juga terjadi pada komoditas migas yang turun sebesar 44,63 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 109,63 juta dolar AS, menjadi 60,70 juta dolar AS. Komoditas migas ini menyumbang 3,81 persen total ekspor Jawa Timur pada September 2019.

Teguh melanjutkan, berbeda dengan ekspor, impor Jawa Timur pada September 2019 malah mengalami kenaikan sebesar 5,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,84 miliar dolar AS menjadi 1,93 miliar dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh kinerja impor nonmigas maupun sektor migas yang sama-sama mengalami kenaikan.

Impor migas Jatim pada September 2019 mengalami kenaikan sebesar 22,58 persen. Yaitu dari 312,21 juta dolar AS menjadi 382,72 juta dolar AS. Impor migas menyumbang 19,82 persen dari total impor September 2019.

Pun impor nonmigas Jatim yang naik sebesar 1,58 persen dibandingkan Agustus 2019. Yaitu dari 1,52 miliar dolar AS menjadi 1,55 miliar dolar AS. Impor nonmigas menyumbang 80,18 persen total impor September 2019 ke Jawa Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement