REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui hingga saat ini posisi utang Indonesia sudah mencapai Rp 4.600 triliun. Ia mengatakan angka ini berada dalam ratio 30 persen dari GDP. Meski sudah menginjak angka empat ribuan triliun, namun ia menilai posisi utang ini masih aman.
"Utang kita banyak, benar sekali. Tapi menurut saya ini masih aman. Ya memang kita harus berutang. Karena belanja modal kita yang terus tergerus dalam porsi APBN," ujar JK di Hotel Westin, Kamis (17/10).
- Bunga Dihapus, Utang Merpati Airlines Berkurang Rp 4 Triliun
- Sabet 3 Gelar, PB Sukowati Sukses Juara Umum Kejurkab Bulutangkis Kabupaten Sragen 2019. Klub RBT Humato Ukir Debut Manis Raih 2 Gelar
- Bintang Luciano, Calon Bintang Bulutangkis Masa Depan Sragen Asal Sidoharjo Yang Bersinar di Kejurkab 2019. Sekali Tampil Langsung Jawara, Terobsesi Ingin Seperti Taufik Hidayat
Namun, jika dibandingkan negara tetanga seperti Malaysia yang utangnya mencapai 50 persen dari GDP Indonesia masih lebih baik. Ia juga mencontohkan posisi Turki yang memiliki utang sampai 80 persen dari GDPnya. Menurut JK, negara memiliki utang tak masalah, asal negara masih dalam kondisi yang sehat.
"Teorinya kita masih aman. Karena kita masih mampu untuk membayarnya. Kita memang banyak mengeluarkan utang melalui skema obligasi, bond dan lain lain. Tapi saya rasa kita masih mampu membayar. Utang tersebut juga kami ambil untuk belanja produktif," ujar JK.
Tercatat, Posisi utang mencapai 393,5 miliar dolar atau setara Rp5.566 triliun (kurs Rp14.147 per dolar). Jumlah tersebut terbagi atas ULN publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 196,3 miliar dolar serta ULN swasta (termasuk BUMN) sebesar 197,2 miliar dolar.