Rabu 16 Oct 2019 11:03 WIB

BI: Kredit Perbankan akan Kembali Bergairah pada Kuartal IV

Pada kuartal IV-2019 pertumbuhan kredit baru diprakirakan meningkat.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan kredit baru perbankan melambat pada kuartal III-2019. Namun demikian, diprakirakan pertumbuhan kredit akan kembali meningkat pada kuartal IV-2019. 

Dilansir siaran pers BI, Rabu (16/10), perkembangan tersebut tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada kuartal III-2019 sebesar 68,3 persen, lebih rendah dibandingkan 78,3 persen pada kuartal sebelumnya. Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit investasi dan kredit konsumsi. 

Baca Juga

Sementara itu, pada kuartal IV-2019 pertumbuhan kredit baru diprakirakan meningkat. Didorong oleh optimisme terhadap kondisi moneter dan ekonomi yang menguat dan juga risiko penyaluran kredit yang relatif terjaga.

Sejalan dengan prakiraan meningkatnya pertumbuhan kredit baru, kebijakan penyaluran kredit pada kuartal IV-2019 diprakirakan lebih longgar, terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 11,8 persen, lebih rendah dibandingkan 12,0 persen pada kuartal sebelumnya. 

Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit kepemilikan rumah/apartemen, kredit investasi, dan kredit UMKM. Dengan aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar antara lain plafon kredit, suku bunga, dan agunan.

Hasil survei mengindikasikan perlambatan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Kredit diprakirakan tumbuh 9,7 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan kuartal sebelumnya sebesar 11,2 persen maupun dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 12,1 persen.

Selain itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga juga diproyeksikan melambat dari tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK 2019 sebesar 73,3 persen, lebih rendah dari 91,7 persen pada tahun sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement