Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Startup berbasis sociopreneurship, Kitong Bisa menggalakan pertumbuhan perusahaan rintisan di Papua melalui proses bootcamp atau pelatihan muda-mudi untuk berinovasi. Sebelumnya dari pelatihan tersebut, lahir lima unit usaha dari 100 pendaftar sebelum Palapa Ring resmi mengudara.
"Dari 100 orang yang kami training, lima orang saja yang bisnisnya jalan. Itu panjang perjalanannya. Jadi, dari 100 (orang) ada yang mundur, ada yang ikut, mungkin dalam hal perempuan ada yang dilarang suaminya, dilarang keluarga, terus begitu sampai tersisa lima orang saja," ujar Billy Mambrasar, Pendiri Kitong Bisa di Gedung Kemenkominfo, Selasa (14/10/2019).
Dirinya mengatakan bahwa kehadiran Palapa Ring membawa optimisme dalam meningkatkan pertumbuhan startup di Papua.
Baca Juga: Mengulas Kesulitan Akses Permodalan Startup di Bumi Cendrawasih
"Kami akan naikkan (target pertumbuhan) jadi 20%. Kenapa 5% rendah sekali? Karena setelah melatih seseorang jadi pebisnis, paling critical adalah mendampingi mereka secara terus-menerus," tambahnya.
Dengan adanya Palapa Ring, proses pendampingan tersebut dapat dipermudah dengan bantuan teknologi seperti video call.
"Dengan keterkoneksian Palapa Ring ini, teman-teman di rural yang jauh itu bisa kami dampingi lewat Skype, video call, atau teknologi yang lain," katanya.
"Dengan peningkatan mentoring yang terus menerus, maka akan terjadi peningkatan jumlah yang berhasil secara signifikan ke depannya," pungkasnya.