Selasa 15 Oct 2019 01:50 WIB

AP II Buka Rute Internasional di Bandara Bengkulu Mulai 2020

AP II akan menginvestasikan sekitar Rp 622 miliar untuk pengembangan Bandara Bengkulu

Ilustrasi penerbangan
Ilustrasi penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II akan membuka rute internasional melalui Bandara Fatmawati, Bengkulu, mulai tahun depan. Pembukaan rute internasional ini menyusul pengalihan pengoperasian bandara dari Kementerian Perhubungan ke AP II.

“Kita akan upayakan tahun depan ada rute internasional ke sana karena perizinan dari Kemenhub, kota dan operator akan dorong usulan itu dengan dasar dan pertimbangan yang kuat,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Senin (14/10).

Baca Juga

Awaluddin mengaku tidak sulit mengoperasikan bandara internasional karena pihaknya berpengalaman di sejumlah bandara, seperti Bandara Soekarno-Hatta. “Pengembangan usaha bandara harus global standar ini bukan jadi sesuatu yang baru. Kita sudah 17+2 bandara jadi 19 bandara. Kita pastikan punya global standar. Kita akan evaluasi menyeluruh. Apa yang akan ditambahkan,” katanya.

AP II juga akan meningkatkan frekuensi Bandara Fatmawati dengan memprioritaskan Padang menjadi destinasi utama. Selain itu juga akan dilakukan pengembangan kawasan bandara.

“Kedua kita akan sinkronkan perencanaan pengembangan kawasan bandara. Sehingga bandara Fatmawati akan lebih baik lagi,” katanya.

Untuk itu, Awaluddin menyebutkan pihaknya membutuhkan investasi sekitar Rp 622 miliar untuk tahap pertama pengembangan dalam jangka waktu konsesi 30 tahun. “Butuh kordinasi antara pemangku kepentingan, harapan kami ini bisa diselesaikan akhir tahun dan pembangunan akan dimulai 2020. Sinkronisasi ya dua bulan saja dalam joint planning section’,” katanya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan dengan kerja sama tersebut bisa menghemat APBN dan dapat mengalihkan anggaran untuk memaksimalkan pembangunan dan perawatan bandar udara lain yang ada di pelosok Indonesia.

Skema kerja sama pemanfaatan ini juga diharapkan dapat mendorong pihak swasta lain agar melakukan kerja sama dengan pemerintah. "Satu sisi pasti memberikan suatu ruang APBN bagi Ditjen udara untuk bisa memanfaatkan membangun, merawat bandara-bandara di pinggiran dan di pelosok yang selama ini belum maksimal kita lakukan," tutur Menhub Budi.

"Saya pikir ini suatu iklim investasi yang bagus, karena dengan pemerintah memberikan kesempatan kepada swasta untuk berkembang maka banyak lagi swasta yang percaya bahwa pemerintah memberikan kesempatan yang baik," tambahnya.

Total aset yang dikerjasamakan untuk Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu mencapai Rp 2,504 triliun, sementara itu untuk Bandar Udara HAS Hanandjoeddin Tanjung Pandan mencapai Rp 1,759 triliun, dan Bandar Udara Sentani Jayapura yang dikerjasamakan dengan AP I mencapai Rp 6,804 triliun, sehingga total setnya mencapai Rp 11,068 triliun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement