REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat (BJB) Cabang Solo menggandeng tiga pengembang (developer) perumahan di Solo Raya menyalurkan kredit perumahan rakyat (KPR) bersubsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Ketiga pengembang tersebut yakni PT Adi Propertindo, PT Bumi Alam Madani, dan PT Wijitra Land Development. Penandatanganan kerjasama dilakukan di Solo pada Senin (14/10).
Pemimpin Cabang BJB Solo, Bernard Aditya Respati, mengatakan, BJB melakukan kerja sama dengan tiga developer tersebut untuk penyaluran KPR FLPP yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dengan kerja sama tersebut, kini BJB Cabang Solo telah bermitra dengan empat pengembang perumahan untuk menyalurkan KPR FLPP.
"Kami bekerja sama dengan para pengembangan lokal di Solo Raya untuk menyediakan perumahan bagi warga Solo dan sekitarnya. Warga masyarakat berpenghasilan rendah terakomodasi melalui tiga developer ini melalui pembiayaan dari BJB," kata Bernard kepada wartawan di sela-sela acara penandatanganan kerjasama.
Dalam kerja sama tersebut, lanjutnya, tidak dilakukan ploting unit kepada masing-masing pengembang. Sebab, kuota KPR FLPP sifatnya masih dinamis. Meskipun, saat ini kuota KPR FLPP di BJB Cabang Solo masih terbatas.
Namun, BJB Cabang Solo bisa memgambil kuota dari BJB kantor cabang di wilayah lain. Selain itu, BJB kantor pusat juga telah meminta tambahan kuota penyaluran KPR FLPP kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Bernard menyebut, porsi KPR di BJB Cabang Solo yang sudah disalurkan mencapai 20 persen dari total portofolio kredit BJB Solo. Nominal KPR yang disalurkan mencapai Rp 13 miliar mencakup KPR komersial dan FLPP.
Secara rinci, KPR FLPP baru senilai Rp 800 juta dan KPR Komersial mencapai Rp 12,2 miliar. BJB menargetkan porsi KPR bisa mencapai 26 persen dari total kredit yang disalurkan sampai akhir 2019.
"Saat ini kami masih banyak yang nonsubsidi karena masih terbatas kuota dan nominal. Tahun 2020 kami ingin ada penambahan kuota KPR FLPP karena tahun ini kuota terserap maksimal dan kurang-kurang," imbuh Bernard.
Manajer Konsumer dan KPR BJB Cabang Solo, Adhie Fardianto, menyatakan, porsi KPR FLPP BJB Cabang Solo tidak terlalu banyak. Namun, jika permintaan banyak, BJB Solo bisa menarik kuota dari BJB kantor cabang lain yang realisasinya belum maksimal.
"Saat ini yang kami masih pegang kuotanya ada 37 unit lagi. Tapi kebutuhan kami di atas itu, berkas yang masuk di atas 60 per pekan kemarin. Ini belum dapat kuota. Ini kami perjuangkan ke pusat. Kami berharap ke pusat agar diberikan kuota lebih," terang Adhie.
Dari total kuota FLPP BJB secara keseluruhan, kuota FLPP BJB Solo masih di bawah 10 persen. Per 1 Oktober 2019, BJB sudah mengacu harga KPR FLPP senilai Rp 140 juta per unit. Sejak awal 2019, realisasi KPR FLPP di BJB Solo baru enam unit dengan harga Rp 123 juta per unit.