Senin 14 Oct 2019 16:33 WIB

Mantan Tukang Sayur Jadi Konglomerat Berkat Bisnis Truk

Menjadi konglomerat bisa berawal dari ide-ide kecil.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Mantan Tukang Sayur Jadi Konglomerat Berkat Bisnis Truk. (FOTO: Business Insider)
Mantan Tukang Sayur Jadi Konglomerat Berkat Bisnis Truk. (FOTO: Business Insider)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan. Untuk meraihnya diperlukan usaha serta doa dan kesabaran.

Masaru Wasami, mantan pekerja paruh waktu di toko sayur asal Jepang telah membuktikannya. Ia kini berhasil menjadi kaya raya berkat bisnis truk yang ia kelola.

Sejak usia 12 tahun, Masaru telah bekerja paruh waktu. Di usia ke 15, ia memberanikan diri untuk terjun ke dunia bisnis truk dan meninggalkan sekolahnya.

Melansir dari Bloomberg (14/10/2019), ide bisnis Masaru ini bermula dari menemani temannya yang ingin mengambil paket dari sebuah pabrik benang. Namun, ia tidak mampu menangani distribusinya.

Baca Juga: Kisah Rachmat Gobel, dari Pengusaha Jadi Pimpinan DPR

Pada tahun 1970, Masaru memiliki 100 truk untuk melayani pengiriman produk logistik untuk rantai toko obat di seluruh Jepang.

Lambat laun, bisnisnya pun semakin maju. Ia menjalin kerja sama dengan Amazon dan Rakuten Inc yang berbasis di Tokyo. Setelah Amazon memutuskan kontrak kerja sama dengan Yamato Holdings Co, Masaru mulai mengambil peluang untuk menawarkan bisnis kurir miliknya.

"Kami telah menyarankan Amazon untuk melakukan layanan pengiriman pada hari yang sama dengan kami selama bertahun-tahun," jelas Masaru.

Baca Juga: Simak Kisah Berdirinya Sriwijaya Air, Kok Ada Nama Joko Widodo Sebagai Pionir?

Peningkatan pengiriman tersebut menjadi keuntungan bagi perusahaan Masaru. Kini ia berhasil menjadi konglomerat dengan kekayaan sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp14 triliun.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement