Senin 14 Oct 2019 14:48 WIB

25 Kelompok Ternak dapat Modal dengan Konsep Syariah

Permodalan konsep syariah dengan bagi hasil dan pinjaman lunak.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Peternak anggota Kelompok Ternak Cipta Raharja, Aang, tengah merawat kedua ekor sapi perah yang diberikan Dompet Dhuafa. Kedua sapi perah betina yang Aang beri nama Bima dan Beurit itu sudah Aang pelihara selama dua tahun ini.
Foto: Dok Fuji Pratiwi
Peternak anggota Kelompok Ternak Cipta Raharja, Aang, tengah merawat kedua ekor sapi perah yang diberikan Dompet Dhuafa. Kedua sapi perah betina yang Aang beri nama Bima dan Beurit itu sudah Aang pelihara selama dua tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 25 kelompok ternak mendapatkan modal dengan konsep syariah sebesar Rp 2 miliar untuk setiap kelompoknya. Dana tersebut dihasilkan dari kerja sama antara lembaga filantropi, Dompet Dhuafa dengan startup agritech, TaniHub Group.

"Permodalannya konsep syariah, bagi hasil. Ini pinjaman lunak, jadi yang sangat bersahabat, dengan konsep mengutamakan untuk petani. Pengembaliannya dikembalikan ke lander (peminjam), fintech kita sebutnya lander, dengan skema bagi hasil," kata Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Imam Rulyawan, di Jakarta, Senin (14/10).

Baca Juga

Imam mengatakan, kerja sama keduanya menghasilkan program pembiayaan khusus, dari salah satu unit bisnis TaniHub, Tanifund untuk pemberdayaan kelompok ternak kambing, jaringan mitra Dompet Dhuafa. Terdapat 25 kelompok peternak akan didukung, yang targetnya satu kelompok peternak permodalan untuk 2.000 ekor kambing. Dalam satu kelompok ada 5-10 peternak yang terlibat di dalamnya.

"Kelompok mendapatkan uang pinjaman, kalau dirata-ratakan sekitar satu kelompok Rp 2 miliar, 25 kelompok itu ada di Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Banten, sebagian di Flores Nusa Tenggara Timur," ucap Imam.

Dari pinjaman tersebut, ini akan berdampak pada peningkatkan kapasitas ternak, pendapatan meningkat, dan kesejahteraan para peternak juga ikut berpengaruh. Target modal yang akan disampaikan kepada para peternak yakni sampai akhir tahun ini.

Di samping itu, Dompet Dhuafa juga telah mempersiapkan perhitungan keuntungan, dan kerugian yang dapat terjadi dalam pembiayaan kepada para peternak ini. "Kalau tidak mendapatkan keuntungan, layaknya usaha, tentu ada pertanggungjawaban secara aturan main. Mohon doanya kita tetap menyusun risiko, analisa risiko sebaik mungkin, sehingga apabila terjadi kerugian, kita juga sudah memperhitungkan ada ongkos yang kita pisahkan sebagai angka kerugian. Misalnya ada ternak yang mati, sudah kita prosentasekan, potensi-potensi kerugian dalam bentuk biaya," papar Imam.

Imam menjelaskan, dengan adanya kerja sama dengan perusahaan fintech ini, maka sosialisasi dan literasi akan lebih kuat di dunia milenial. Selain itu juga mensosialisasikan betapa pentingnya profesi petani atau peternak, sehingga bisa menjadi pilihan profesi di Indonesia. Kemudian menurut Imam, penjajahan kemiskinan di Indonesia belum selesai, terutama orang miskin mayoritas berada di wilayah petani, melalui fintech, sistem yang lebih akuntabel, transparan, dan profesional, Dompet Dhuafa berharap bisa mengentaskan kemiskinan dari para petani, dan peternak.

"Kerja sama ini merupakan inisiatif baru kami bersama Dompet Dhuafa untuk memberdayakan para peternak di Indonesia, yang juga sejalan dengan salah satu pilar kami, yaitu Social Impact. TaniFund dapat menjadi solusi bagi petani dan peternak untuk mendapatkan akses kepada keuangan sehingga mereka dapat mengembangkan usaha mereka lebih baik Iagi. Kami berharap dapat terus menciptakan inovasi bersama Dompet Dhuafa untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat banyak," ucap CEO dan Co-Founder TaniHub Group, Ivan Arie Sustiawan.

Selama 26 tahun kiprahnya di dunia filantropi, Dompet Dhuafa memiliki perhatian salah satunya yaitu, membangkitkan gairah perekonomian melalui pertanian dan peternakan Indonesia. Dalam menapaki perjalanan tersebut, kerja-kerja pemberdayaan terus bergulir dan membuahkan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Di era kemajuan teknologi dan digitalisasi serta pesatnya laju perekonomian di era digital, Dompet Dhuafa memilih berkolaborasi dengan TaniFund agar ke depannya pertanian dan peternakan Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara di Asia Pasifik maupun dunia. Pemilihan kolaborasi Dompet Dhuafa tidak Iepas dari terdaftarnya TaniFund di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diawasi oieh regulator tersebut.

"Kerja sama Dompet Dhuafa dengan fintech, sebenarnya sudah ada sebelumnya tapi bersifat indirect. Artinya ada orang pengunjung fintech masuk ingin berdonasi ke Dompet Dhuafa, sedekah, infak atau kurban. Tapi kali ini orang, lander (peminjam) masuk lewat Tanifund yang ingin meletakkan dana kepada Dompet Dhuafa," papar Imam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement