REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 31 Tahun 2016 tentang KEK Sorong, Jumat (11/10). KEK ini beroperasi di atas lahan seluas 523,7 hektare.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, dengan potensi yang dimilikinya, KEK Sorong berpeluang menjadi salah satu pilar ketahanan pangan nasional. Khususnya protein berbasis kelautan. "Sehingga akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pesisir Papua," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (11/10).
Kegiatan utama di KEK Sorong meliputi industri pengolahan nikel, pengolahan kelapa sawit, hasil hutan dan perkebunan (sagu), serta pembangunan pergudangan logistik. KEK Sorong diproyeksikan akan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 15.024 orang.
Selama tiga tahun terakhir, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun akses jalan utama beserta saluran drainase sepanjang 3,5 km dan jalan lingkungan sepanjang 6,5 km.
Selain itu, telah terbangun pula Pembangkit Listrik Mesin Gas (PLTMG), yakni PLTMG Waymon, PLTMG Arar, dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) PT PLN untuk memasok kebutuhan listrik di kawasan Sorong Raya. Dengan begitu, saat ini, telah tersedia daya mampu sebesar 46 MW dengan cadangan sebesar 9 MW.
Untuk jangka pendek, air bersih untuk Pelabuhan Arar dan industri existing akan menggunakan sumur bor dengan kapasitas 5 liter/detik dan Penampung Air Hujan (PAH). Sementara, untuk jangka panjang akan dibangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang menggunakan sumber air dari Sungai Klasafet (Klamono) dengan kapasitas 500 liter/detik.
Untuk makin menyukseskan keberadaan KEK Sorong, diperlukan keterlibatan aktif dari masyarakat setempat. Oleh karena itu, Darmin berharap, mereka dapat mempersiapkan diri. Mulai dari sisi pengetahuan, keterampilan (skill), serta kelembagaan ekonomi agar dapat menjadi sumber daya manusia (SDM) yang lebih mumpuni.
Darmin menekankan, salah satu poin penting di KEK Sorong adalah pemberdayaan sosial ekonomi bagi masyarakat pesisir yang beroperasi di sekitar KEK. Di antaranya, melalui berbagai instrumen pendidikan vokasi (salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan/SMK) dan pelatihan perkoperasian. "Pemda juga perlu menjamin kemudahan perizinan bagi para calon investor," tuturnya.
Sampai saat ini, investor yang bergabung dalam KEK Sorong antara lain PT Semen Gresik (Semen Indonesia Group) untuk membangun pabrik pengemasan semen, PT Henrison Inti Putra untuk membangun pabrik pengolahan kayu dan sawit. Selain itu, PT Bumi Sarana Utama (Kalla Group) untuk membangun storage aspal curah.
Sedangkan, investor lain yang akan masuk yaitu PT Gag Nikel (untuk pembangunan smelter nikel), PT Pelindo IV (untuk pengembangan Pelabuhan Arar sebagai sarana konektivitas dan logistik) dan PT Numarin Terra Anugerah (untuk pembangunan cold storage perikanan). Terakhir, ada PT Power Gen (untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas/PLTMG sebesar 20 MW).