Rabu 09 Oct 2019 05:40 WIB

Menteri PPN: Pesantren, Pengungkit Percepatan Pencapaian SDG

Pesantren berperan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan santrinya.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Friska Yolanda
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai, pesantren berpotensi menjadi pengungkit percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Sebab, pesantren merupakan bagian tidak terpisahkan dalam pembangunan bangsa untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. 

Di sisi pembangunan ekonomi, Bambang mengatakan, pesantren berperan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan santrinya dengan melibatkan masyarakat sekitar untuk menghasilkan produk bernilai tambah tinggi. "Pesantren juga berperan mengembangkan ekonomi syariah yang dikaitkan dengan kemandirian ekonomi umat," tuturnya melalui siaran pers, Selasa (8/10). 

Bambang menjelaskan, peran penting utama pesantren adalah mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) Indonesia pendidikan dan pembangunan ekonomi umat serta mengajarkan para santri untuk berakhlak dan berbudi pekerti baik. Para santri, sebagai generasi muda Indonesia, juga merupakan aktor sekaligus penerima manfaat dari tercapainya target-target SDGs di Indonesia. 

Bambang menambahkan, melalui pesantren, upaya pencapaian SDGs Tujuan 14 meliputi tiga aspek. Yaitu, perikanan produktif, ekosistem sehat, serta masyarakat sejahtera.

Di Indonesia, jumlah pesantren mencapai lebih dari 25 ribu unit. Tidak sedikit di antaranya berada di pesisir, sehingga yang kehidupan masyarakat bergantung pada sumber daya laut. 

Pesantren memiliki kedekatan sosial, ekonomi, budaya dan keagamaan dengan masyarakat pesisir, sehingga sangat strategis sebagai agen perubahan sosial masyarakat pesisir dengan segala kekhasannya. "Baik lewat peningkatan kualitas SDM, berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta mendorong tata kelola yang baik pada sumber daya kelautan," kata Bambang. 

Selain itu, Bambang mencatat, ada tiga potensi yang dimiliki pesantren dalam memandirikan ekonomi umat. Pertama, potensi jumlah santri yang besar. Kedua, potensi masyarakat sekitar pesantren. Ketiga, potensi zakat dan wakaf umat.

Apabila potensi tersebut dioptimalkan, Bambang menuturkan, dapat mewujudkan kemandirian usaha di pondok pesantren. Di sisi lain, mendukung peningkatan kesejahteraan para santri dan masyarakat sekitar.

"Hal ini sejalan dengan prinsip No One Left Behind yang memberdayakan semua, menitikberatkan pada pemerataan, keadilan sosial, dan kepedulian guna memperkecil ketimpangan ekonomi saat ini," ujar Bambang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement