Rabu 09 Oct 2019 17:10 WIB

E-Commerce Jadi Pendorong Utama Ekonomi Indonesia di ASEAN

Potensi ekonomi internet Indonesia 130 miliar dolar AS pada 2025.

Rep: Herning Banirestu(swa.co.id)/ Red: Herning Banirestu(swa.co.id)
img_0406.jpg
img_0406.jpg

Randy Mandrawan Jusuf, Managing Director Google Indonesia (tengah)

 

Google, Temasek dan Bain & Company baru saja mengeluarkan laporan risetnya tentang e-Conomy di Asia Tenggara tahun ini. Hasilnya menunjukkan tren pertumbuhan ekonomi digital yang pesat di Asia Tenggara, dengan Indonesia sebagai yang terdepan.

Randy Mandrawan Jusuf, Managing Director Google Indonesia, memaparkan laporan ini (07/10/2019) bahwa ekonomi Internet Indonesia tumbuh lebih dari lima kali lipat dari 8 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 40 miliar dolar AS pada 2019, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 49 persen.

“Indonesia merupakan ekonomi Internet terbesar dan paling cepat berkembang di kawasan Asia Tenggara dengan potensi mencapai 130 miliar dolar AS pada 2025, dan tentunya menarik perhatian para investor. Sebanyak 1,8 miliar dolar AS terhimpun di Indonesia selama paruh pertama tahun ini, sama dengan jumlah pada paruh pertama 2018,” tutur pria yang bergabung dengan Google sejak Juli 2018.

 

 

“Pendorong utama pertumbuhan masih didominasi oleh kegiatan ekonomi di wilayah Jabodetabek dengan total pembelanjaan senilai US$ 555 per kapita (dalam GMV), jauh lebih tinggi dibandingkan di area non-metro yang hanya menyentuh US$ 103. Hal ini mungkin juga berdampak pada literasi finansial di Indonesia yang belum merata, hanya 42 juta orang telah sepenuhnya menerima layanan perbankan dan keuangan,” tambah Florian Hoppe, Partner and Leader of Asia Pasific Digital Practice Bain & Company.

Ia menjelaskan, sekitar 47 juta orang di Indonesia masih “Underbanked", memiliki rekening bank tetapi tidak cukup memiliki akses kredit, investasi dan asuransi, sementara 92 juta lainnya masih tergolong "Unbanked" di mana mereka tidak memiliki rekening bank sama sekali.

Lonjakan angka pertumbuhan ekonomi digital ini kebanyakan didorong oleh beberapa sektor strategis yang sedang berkembang pesat di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainya, yaitu e-commerce, online media, ride hailing, online travel, dan financial services — sektor yang baru ditambahkan tahun ini.

 

 

Sektor e-Commerce tumbuh hingga 12 kali lipat di Indonesia

 

Rohit Sipahimalani, Joint Head, Investment Group and Joint Head Portfolio Strategy & Risk Temasek, menjelaskan berdasarkan laporan ini, sektor e-Commerce-lah yang memiliki pertumbuhan paling pesat diantara ke empat sektor lainnya.

Sektor e-Commerce di Indonesia diperkirakan mencapai 21 miliar dolar AS pada 2019, tumbuh 12 kali lipat sejak 2015 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 88%. Sektor ini diperkirakan mencapai 82 miliar dolar AS pada tahun 2025.

Kehadiran e-Commerce memberikan pengalaman berbelanja yang unik dengan menggabungkan kemeriahan promo dengan unsur hiburan yang selalu memikat hati penggunanya untuk berbelanja. Hal tersebut terbukti dengan kenaikan pencarian terkait voucher, kupon, dan promosi yang biasanya diberikan oleh pemain e-Commerce selama festival belanja, seperti HARBOLNAS. Menurut Google Trends, pencarian tersebut telah meningkat dua kali lipat dalam empat tahun terakhir.

 

 

Bisnis Ride Hailing merambah ke layanan pengiriman makanan

 

Sektor terbesar kedua penyumbang pertumbuhan ekonomi internet terbesar di Indonesia adalah Ride Hailing yang diperkirakan mencapai 6 miliar dolar AS pada 2019. Angka ini tumbuh 6 kali lipat sejak 2015 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 57 persen.

Sektor ini diperkirakan mencapai 18 miliar dolar AS pada tahun 2025. Menurut laporan e-Conomy SEA 2019, pertumbuhan ini didorong oleh tren layanan pengiriman makanan.

Beberapa tahun belakangan ini, tren layanan pengiriman makanan tumbuh drastis dan mengubah kebiasaan masyarakat di Indonesia. Jasa pengiriman makanan telah mengalami perubahan mendasar dalam perilaku konsumen sejak 2018. Hal ini terbukti dengan pertumbuhan pencarian mengenai merk Online Food Delivery yang telah tumbuh lebih dari 13 kali lipat di Indonesia berdasarkan Google Trends (1/2015 - 4/2019).

 

 

Tren pariwisata Indonesia semakin tumbuh

 

Pertumbuhan sektor Online Travel di Indonesia diperkirakan mencapai 10 miliar dolar AS di tahun 2019, berlipat ganda selama 4 tahun terakhir dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 19 persen. Sektor ini diperkirakan akan melesat mencapai 25 miliar dolar AS di tahun 2025.

Kenaikan tren online travel juga terbukti dari peningkatan pencarian untuk merk Online Travel Aggregator (OTA), seperti Pegipegi, Traveloka, atau tiket.com. Pencarian untuk brand OTA ini naik hingga 20 persen secara agregat di paruh pertama 2018 hingga paruh pertama 2019.

 

 

Pencarian mengenai streaming video berlangganan di Indonesia tumbuh 26 kali

 

Kemunculan Online Media, seperti iklan online, game online, serta musik dan video berlangganan, juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi internet di Indonesia. Sektor ini diperkirakan tumbuh 6 kali lipat dari 0,6 miliar dolar AS di tahun 2015 menjadi 4 miliar dolar AS di tahun 2019 dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 56 persen.

Laporan e-Conomy SEA 2019 memprediksi sektor ini akan terus bertumbuh lebih dari 2 kali lipat hingga menyentuh angka 9 miliar dolar AS di tahun 2025. Pertumbuhan ini juga didorong oleh pencarian mengenai video streaming berlangganan yang tumbuh hingga 26 kali lipat di periode 1/2015 - 4/2019 berdasarkan Google Trends.

 

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement