REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) di Kebumen, Jawa Tengah. Bank Mandiri bekerja sama dengan Pertamina terkait pembangunan Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Kebumen, Jawa Tengah. Adapun kerja sama ini guna meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mendorong program BUMN kewirausahaan.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan Program Mewirausahakan Petani telah telah dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat antara lain Indramayu, Karawang, Purwakarta, Cianjur, Garut, Sumedang, Majalengka, Tasikmalaya dan Ciamis. Adapun kerja sama ini sudah dikoordinasikan oleh BUMN masing-masing wilayah melalui pembentukan kelembagaan Perseroan Terbatas.
“Kami mengimplementasikan program ini dengan mengusung pendekatan dari petani, oleh petani dan untuk petani. Harapannya, tentu petani akan memiliki kemampuan yang lebih, tidak hanya mengelola lahan pertanian, tapi juga dari sisi manajemen perusahaan,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/10).
Menurutnya para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) disinergikan secara kelembagaan dengan badan usaha milik desa (BUMDes) untuk menghasilkan suatu usaha yang berskala ekonomi dan professional. Langkah ini bertujuan agar mampu meningkatkan nilai tambah bagi petani dan masyarakat sekitar secara berkesinambungan dalam jangka panjang.
Guna memastikan kualitas hasil tanam pada program SPBT, menurutnya, PT yang dibentuk akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat untuk mendapatkan pembinaan tentang perencanaan tanam dan cara budidaya tani terbaik.
Pada sisi permodalan, PT tersebut akan didukung oleh Bank Mandiri dan Himbara untuk mendapatkan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan distribusi Kartu Tani sesuai data dari Kementerian Pertanian/Dinas Pertanian agar petani dapat menikmati pupuk bersubsidi dari PIHC.
“Pendekatan ini telah dijalankan. Pada SPBT Pamarican yang didukung oleh program CSR Bank Mandiri misalnya lembaga PT Mitra Desa Pamarican kini telah membukukan nilai omset penjualan beras berkualitas unggul sebesar Rp 18 miliar dari Januari sampai dengan Juli 2019 yang dinikmati bersama oleh petani setempat,” jelasnya.
Dia melanjutkan sinergi BUMN dan Pejabat Daerah setempat melalui program SPBT akan terus digalakkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan para petani di wilayah lain di Indonesia.
“Kami optimistis program SPBT untuk Mewirausahakan Petani ini dapat meningkatkan kesejahteraan Petani dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” ucapnya.
Sementara Direktur Manajemen Aset Pertamina M Haryo Yunianto menambahkan Pertamina sebagai BUMN mendukung program-program pemerintah dan selalu berupaya berkontribusi positif untuk masyarakat.
"Melalui kerja sama dengan Bank Mandiri yang merupakan bentuk sinergi BUMN, kami bertujuan mengharaapkan agar kegiatan ini dapat menjadi nilai tambah untuk masyarakat Kebumen pada khususnya dan meningkatkan ketahanan pangan secara nasional pada umumnya," ucapnya.
Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) atau Integrated Rice Center sendiri merupakan tahapan dalam Program Mewirausahakan Petani untuk mendukung Petani setelah masa Pra-Tanam & Tanam, yaitu khususnya pada masa Panen & Pasca Panen. Rencananya, SPBT ini akan membantu meningkatkan produksi beras dan kesejahtaraan hampir 170 ribu petani di Kebumen
SPBT yang akan dibangun memiliki kapasitas produksi beras sebesar 3 ton per jam dan akan dikelola oleh kelembagaan berbentuk Perseroan Terbatas. Tak hanya mengolah gabah petani saja, SPBT ini nantinya juga mampu menyerap beras medium dari usaha pengolahan beras tradisional setempat.
Alhasil, SPBT akan dapat berproduksi sepanjang musim serta tidak mematikan usaha pengolahan padi setempat. Dalam pembangunannya, SPBT ini juga akan dilengkapi dengan timbangan digital, gudang penyimpanan, perkantoran dan tempat pembinaan.