Rabu 02 Oct 2019 04:00 WIB

2.900 Ha Sawah di Karawang Terlambat Tanam

Keterlambatan tanam ini karena disebabkan perbaikan saluran irigasi.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang petani membersihkan rumput liar diantara padi di areal persawahan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (17/9).
Foto: ANTARAFOTO
Seorang petani membersihkan rumput liar diantara padi di areal persawahan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, melansir, sampai saat ini ada 2.900 hektare areal persawahan yang terlambat tanam. Keterlambatan tanam ini, sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Salah satunya, karena disebabkan perbaikan saluran irigasi yang ke wilayah utara.

Kepala Dinas Kabupaten Karawang, M Hanafi Chaniago, mengatakan, awalnya ada 14 ribu hektare lahan yang belun bisa tanam akibat minimnya suplai air dari irigasi. Serta, dampak dari musim kemarau. Akan tetapi, dari 14 ribu hektare ini, menyisakan 2.900 hektare lagi yang belum tanam.

Baca Juga

"14 ribu hektare ini, tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti Cilamaya Wetan dan Pakisjaya. Saat ini, wilayah di Cilamaya Wetan, sudah aman, karena air sudah masuk ke areal persawahan," ujar Hanafi, kepada Republika.co.id, Senin (30/9).

Adapun yang 2.900 hektare ini, tersebar di dua kecamatan. Yaitu, Pakisjaya seluas 900 hektare. Serta, Tirtajaya seluas 2.000 hektare. Ribuan hektare sawah ini, belum bisa dilakukan pengolahan. Karena, air di irigasinya tak tersedia.

Mengingat, irigasi yang mengalir ke wilayah utara ini, sedang dilakukan perbaikan oleh PJT II Jatiluhur. Dengan begitu, dampaknya masa tanam padi di wilayah tersebut mengalami keterlambatan sejak sebulan terakhir.

Dengan kondisi ini, lanjut Hanafi, jika perbaikan irigasi ini akan memakan waktu yang cukup lama, maka areal persawahan tersebut tidak bisa ditanami. Dampaknya, produksi padi akan terganggu.

Sebab, rata-rata produksi padi di wilayah ini, mencapai tujuh ton GKP per hektarenya. Kalau ada 2.900 hektare sawah tidak tanam, maka Karawang akan kehilangan 20.300 ton GKP.

"Tapi, kita berdoa semoga perbaikan irigasi tidak lama. Sehingga, areal persawahan tersebut bisa segera tanam," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PJT II Jatiluhur, U Saefudin Noer, menjamin pasokan air untuk wilayah hilir selama musim kemarau cukup aman. Meskipun, volume Waduk Jatiluhur terus mengalami penyusutan selama musim kemarau. Namun, pihaknya tetap mengoptimalkan suplai air bagi sektor pertanian.

"Dari 240 ribu hektare areal sawah yang jadi tanggung jawab kami, saat ini yang masih ada aktivitas tanamnya mencapai 180 ribu hektare lagi. Kita akan terus kawal air sampai seluruh sawah itu kebagian," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement