REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kementan melalui Karantina Pertanian Surabaya mengekspor 60 ton karkas ayam beku asal Jawa Timur senilai Rp 2,8 miliar ke Timor Leste. Ekspor daging ayam ini merupakan yang pertama kalinya. Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Mussyafak Fauzi menyatakan, ini menjadi bukti, produk Jatim mampu bersaing di pasar global.
Mussyafak menjelaskan, ekspor karkas Ayam asal Jatim tersebut diawali kunjungan delegasi dari pemerintah Timor Leste untuk melakukan Import Risk Analysis (IRA) awal pada Januari 2018 dan April 2019. Kunjungan dilakukan ke beberapa perusahaan penghasil pakan dan produk peternakan di Jawa Timur.
"Produk sub sektor peternakan asal Jatim pun lolos verifikasi kesehatan dan keamanan hewan, sehingga dapat diterima sebagai produk ekspor. Kita juga telah ekspor pakan ternak perdana ke sana," kata Mussyafak melalui siaran persnya, Ahad (29/9).
Head of Division PT Ciomas Adisatwa Tommy Kuncoro, sebagai perusahaan pelaksana ekspor mengapresiasi pendampingan yang diberikan Karantina Pertanian Surabaya. Dimanq pihaknya telah menerima penetapan sebagai Instalasi Karantina Hewan (IKH).
"Dengan IKH maka produk yang akan diekspor dapat dilakukan pemeriksaan karantina di gudang pemilik sehingga selain dapat mempercepat arus barang juga dapat lebih menjamin produk diterima negara tujuan," ujar tommy.
Tommy juga mengapresiasi inovasi layanan 'jemput bola' yang dilakukan Karantina Pertanian Surabaya. Menurutnya, itu sudah seharusnya didorong agar potensi yang ada baik dari Jawa Timur maupun dari seluruh Indonesia dapat terus dipacu untuk masuki pasar ekspor.
"Gelar 'karpet merah' untuk layanan ekspor sekaligus undang investor sebagai tulang punggung ekonomi. Petani bisa dapat nilai tambah sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat," ujar Tommy.