Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Malindo Air yang merupakan anak dari Lion Group mengatakan bahwa kebocoran data penumpang yang dialaminya disebabkan oleh dua mantan pegawai perusahaan e-Commerce yang digandeng Malindo, GoQuo.
Dalam keterangan tertulisnya, Malindo air mengatakan, "Ada dua mantan pegawai dari perusahaan e-Commerce GoQuo pada pusat pengembangannya di India yang mengakses data secara ilegal dan melakukan pencurian data penumpang kami," seperti dilansir dari Reuters (23/9/2019).
Malindo memastikan adanya kebocoran data setelah perusahaan keamanan siber berbasis di Moscow, Kasperksy memperingatkan Malindo pada (13/9/2019).
Baca Juga: Data Malindo Air Bocor, Kominfo Minta Kejelasan Otoritas Malaysia
Kaspersky mengatakan bahwa kebocoran data tidak hanya dialami Malindo Air, tapi juga Lion Thai, dan sejumlah anak perusahaan penerbangan di bawah naungan Lion Group. Ada sekitar hampir 46 juta data penumpang yang bocor di daring menurut Kaspersky seperti dilansir dari Reuters.
Bahkan, sudah ada penawaran terhadap sebagian data-data tersebut. Malindo juga menyebut bahwa kebocoran data bukan bersumber dari penyedia layanan cloud Amazon Web Service yang digandengnya.
Malindo sendiri enggan menyebutkan nama kedua karyawan tersebut, dan GoQuo sendiri belum memberikan keterangan apapun terkait insiden yang mencatut namanya ini.
Baca Juga: Data Penumpang Bocor, Malindo Air Gelar Investigasi
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan Malindo Air untuk memastikan bahwa data penumpang khususnya yang terkait dengan warganegara Indonesia sudah diamankan.
Dari hasil investigasi awal yang dilakukan oleh pihak independen, terdapat sekitar 7,8 juta penumpang yang terkait kasus kegagalan perlindungan data pribadi yang terdiri dari beberapa kewarganegaraan antara lain 66 persen dari Malaysia, 4 persen dari India dan 2 persen dari Indonesia.