Rabu 25 Sep 2019 12:57 WIB

Asuransi Via Telepon, Menyebalkan

Kesal saja karena merasa terganggu. Kita sudah malas duluan (beli asuransi).

Co-Founder tanamduit Ferry Aprilianto (kanan), Founder Indra Suryawan (kedua kanan), Co-Founder M. Hanif (ketiga kanan), Co-Founder Rini Hapsari (ketiga kiri) dan menyaksikan Direktur Insurtech tanamduit Itha Sargianitha melakukan registrasi saat peluncuran fitur baru produk asuransi pada aplikasi tanamduit, di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Foto: Antara/Audy Alwi
Co-Founder tanamduit Ferry Aprilianto (kanan), Founder Indra Suryawan (kedua kanan), Co-Founder M. Hanif (ketiga kanan), Co-Founder Rini Hapsari (ketiga kiri) dan menyaksikan Direktur Insurtech tanamduit Itha Sargianitha melakukan registrasi saat peluncuran fitur baru produk asuransi pada aplikasi tanamduit, di Jakarta, Selasa (24/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak alasan yang membuat jumlah pengguna asuransi di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan total populasi penduduk. Salah satunya ialah teknik pemasaran yang dinilai menyebalkan, melalui telepon.

Hal ini dikatakan pembaca acara berita salah satu stasiun televisi swasta, Dazeninda Vrilla Vaditra. Ia mengaku kesal dengan tawaran produk asuransi melalui telepon, apalagi penawaran produk asuransi semacam itu berulang kali.

"Kesal saja karena merasa terganggu. Kita sudah malas duluan (beli asuransi)," ujar Dazeninda saat menghadiri peluncuran fitur baru Tanamduit, di Senayan, Jakarta, Selasa (24/9).

Dazeninda yakin kondisi serupa kerap dikeluhkan masyarakat, terutama general milenial di Indonesia. Itu yang menjadi satu alasan perusahaan tekfin milik PT Star Mercato Capitale, Tanamduit, untuk menambah fitur asuransi secara digital atau Tanamduit Insurtech.

Direktur Insurtech Tanamduit Itha Sargianitha mengatakan, pola pemasaran dengan cara-cara menelepon calon nasabah justru menimbulkan antipati terhadap produk yang hendak ditawarkan. "Kurang nyaman ditelepon, waktunya yang kurang tepat, dan membuat orang jadi malas punya asuransi," ucap Itha.

Itha menyampaikan, melalui Tanamduit, masyarakat bisa dengan bebas mementukan keinginannya, baik berinvestasi atau membeli produk asuransi menggunakan aplikasi Tanamduit. Menurut Itha, generasi milenial enggan dengan pola-pola lama dan cenderung lebih suka sistem yang praktis dengan memanfaatkan teknologi.

"Kami jual asuransi berbasis digital lewat aplikasi sehingga kaum milenial yang enggak mau ribet bisa dengan tenang dan nyaman lihat-lihat produk di Tanamduit," kata Itha.

Itha menambahkan, aplikasi tanamduit juga memuat fasilitas self-learninguntuk masyarakat yang masih awam dalam berinvestasi reksa dana dan juga membantu mengetahui profil risikonya. Untuk pembayaran premi, Tanamduit beri pilihan berbagai metode, termasuk melalui Gopay atau Link Aja agar semakin praktis.

Kemudahan lain, kata Itha, saat klaim asuransi, pengguna tidak perlu datang ke kantor dan hanya cukup melakukan klaim melalui aplikasi. "Kita punya tawaran investasi dan asuransi yang memberikan informasi terperinci untuk dapat diakses masyarakat, termasuk bagi yang awam kami sediakan panduannya," kata Itha lagi.

Co-founderTanamduit Rini Hapsari menjelaskan, ada empat produk asuransi kesehatan dan satu asuransi elektronik dalam Tanamduit Insurtech. "Kami targetkan akan bertambah menjadi 20 produk asuransi di akhir 2019," kata Rini.

Rini mengatakan, Tanamduit Insurtech memberikan informasi yang transparan sehingga masyarakat leluasa memilih produk yang dibutuhkan dengan premi terjangkau dan benefit yang menarik, informasi polis, layanan klaim, dan metode pembayaran secara digital dengan proses yang mudah dan cepat dalam satu aplikasi.

Tanamduit bekerja sama antara lain dengan Adira Insurance, PT Central Asia Financial (Jagadiri), dan KSK Insurance (muhammad nursyamsi, ed:fuji pratiwi)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement