Senin 23 Sep 2019 20:33 WIB

PHE Ikut Keputusan KLHK Soal Limbah Minyak

jumlah volume minyak yang berhasil ditangkap mencapai 42.034 barel fluida di laut.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Incident Management Team Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ),  Taufik Adityawarnan..
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Incident Management Team Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), Taufik Adityawarnan..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Progres penutupan sumur YYA-1 yang dikelola Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di laut Karawang memasuki tahap akhir. Sabtu (21/9) lalu, incident management team PHE  telah berhasil melakukan penetrasi intersep dari sumur baru ke sumur YYA-1 pada Sabtu (21/9) pukul 10.30 WIB di kedalaman 8.964 kaki. PHE menyampaikan estimasi penutupan sumur secara permanen dapat terjadi pada 1 Oktober 2019.

Direktur Operasi dan Produksi PHE sekaligus Ketua Tim Penanganan Pertamina Taufik Adityawarnan menyampaikan kemajuan progress juga dapat terlihat dari sebaran minyak yang terus berkurang pada beberap hari terakhir jika dilihat dari pantauan udara.

Baca Juga

Meski begitu, lanjut Taufik, seluruh peralatan penanganan tumpahan minyak masih bersiaga seperti oil boom sepanjang 8.650 meter.

"Berdasarkan monitoring sejak Sabtu, Minggu dan pagi tadi, relatif lebih bersih, tapi kita tidak ingin terburu-buru, sampai sumur tersemen (tertutup), baru kita tarik peralatan," ujar Taufik saat jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (23/9).

Taufik menyebutkan jumlah volume minyak yang berhasil ditangkap selama 69 hari kejadian mencapai 42.034 barel fluida di laut dan sebanyak 5.747.572 karung di daratan. Angka tersebut, kata Taufik, belum menjadi angka riil jumlah volume minyak lantaran masih bercampur dengan air hingga pasir.

"Finalnya sedang dikaji melihat riilnya berapa banyak minyak. Empat puluh dua ribu barel itu adalah fluida, jadi masih ada kandungan air, untuk memastikan berapa kandungan air kita melibatkan LIPI akan dikalkulasi ulang memastikan yang sebenarnya berapa," lanjutnya. 

Taufik juga belum mengetahui langkah selanjutnya dari minyak yang berhasil ditangkap. Pertamina, kata Taufik, menunggu keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait hal ini. 

"Maunya kita itu kita sebagai orang teknis bisa didaur ulang, tapi yang memutuskan itu minyak atau limbah B3 itu KLHK. Keputusannya kita akan ikuti kesimpulan KLHK," ucap Taufik. 

Mengenai proses investigasi, Taufik mengaku belum mengetahui lantaran masih fokus pada upaya penutupan sumur.

"Investigasi masih berlangsung dilakukan tim ahli dan profesional di bidangnya. Saya sendiri belum mendapatkan kira-kira berapa lama hasilnya akan disampaikan. Fokus kami clearkan dulu ini silakan tim terpisah lakukan investigasi agar komprehensif supaya nggak terbagi-bagi fokusnya," kata Taufik menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement