Jumat 20 Sep 2019 23:29 WIB

Investigasi Sebab Kebocoran YYA-1 Tunggu Penutupan Sumur

Penutupan sumur ditargetkan rampung pada akhir September.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim pengawas PHE ONWJ memantau area tumpahan minyak mentah yang tercecer di Laut Utara Karawang, Jawa Barat, Senin (12/8/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Tim pengawas PHE ONWJ memantau area tumpahan minyak mentah yang tercecer di Laut Utara Karawang, Jawa Barat, Senin (12/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) belum dapat mengetahui secara pasti penyebab bocornya sumur sumur YYA-1 yang mengakibatkan tumpahan minyak di laut Karawang hingga Kepulauan Seribu. Incident Commander Pertamina Taufik Adityawarman mengatakan penyebab kebocoran masih dalam proses investigasi tim internal.

Saat ini, Pertamina lebih berfokus pada upaya pengeboran relief well (sumur baru) yang diharapkan mampu menutup sumur YYA-1. "Saat ini, investigasi internal masih berlangsung, kita belum ada update dari tim investigasi, saya dan tim fokus pada penutupan sumur," ujar Taufik dalam jumpa pers terkait pengembangan penanganan insiden kebocoran sumur di area PHE ONWJ di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (20/9).

Baca Juga

Taufik mengatakan penutupan sumur yang ditargetkan rampung pada akhir September akan memudahkan proses investigasi. Hal serupa disampaikan Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan Samsu. Kata Dharmawan, hasil investigasi akan lebih komprehensif apabila sudah bisa memasuki area anjungan.

"Kami perkirakan, setelah sumur ditutup dan aman dinaikin, maka investigasi bisa dilakukan," ucap Dharmawan.

Dharmawan menyampaikan, indikasi awal kebocoran disebabkan adanya anomali tekanan pada sumur YYA-1 yang menyebabkan timbulnya gelembung gas dan diikuti tumpahan minyak. Kondisi ini yang kemudian ditengarai juga menyebabkan terjadinya pergeseran anjungan yang menyebabkan kemiringan hingga 13 derajat.

"Kemiringan Ini yang menyebabkan adanya tumpahan minyak tersebut dari anjungan, tapi tentunya investigasi masih kita tunggu," kata Dharmawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement