REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya meningkatkan arus investasi dari Korea Selatan. Salah satunya dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Corporation (KIND) dalam bidang kerjasama infrastruktur dan pembangunan wilayah perkotaan di Seoul, Jumat (20/9).
Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman dan Executive Vice President KIND Han Kyu Lim pada perhelatan Business Forum: Invest Indonesia. Melalui Nota Kesepahaman ini, diharapkan dapat mempermudah promosi dan kerjasama di kedua belah pihak untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Kepala BKPM Thomas Lembong menjelaskan, nota kesepahaman diharapkan dapat memperkuat kerjasama dan hubungan baik yang telah terjalin sejak lama dengan Korea Selatan. Dampaknya, akan memudahkan para investor yang berminat untuk menanamkan modal di Indonesia terutama di bidang infrastruktur.
Dengan adanya MoU seperti ini, Thomas menjelaskan, akan menguntungkan kedua belah pihak. Sebab, Indonesia dapat saling bertukar informasi dengan KIND. "Misalnya, daftar proyek yang potensial maupun peluang-peluang investasi di bidang infrastruktur dan pembangunan wilayah perkotaan," ucapnya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.
Sementara itu, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Ikmal Lukman, ruang lingkup kerjasama berdasarkan Nota Kesepahaman ini meliputi pertukaran informasi umum yang terbuka untuk publik. Di sisi lain, promosi dan fasilitasi proyek infrastruktur/pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia.
Untuk pertukaran informasi, BKPM juga dapat meminta investor rekomendasi dari KIND serta menyediakan studi kelayakan untuk proyek-proyek tersebut. "Selain pertukaran informasi, kerjasama juga terkait dengan pertemuan bisnis," tutur Ikmal.
Saat ini, KIND sedang menjajaki 48 proyek di Asia dengan 15 di antaranya berada di Indonesia. Proyek KIND di Indonesia tersebar di beberapa wilayah Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, dan Pulau Kalimantan. Adapun sektor-sektor yang diminati, antara lain transportasi, lingkungan, logistik, pembangkit listrik, pembangunan wilayah perkotaan, dan instalasi pengolahan air.
Executive Vice President KIND Han Kyu Lim menuturkan, bagi perusahaan konstruksi Korea Selatan, Indonesia telah menjadi salah satu pasar terpenting di dunia. "Kami selalu ingin menjalin kemitraan yang baik dengan Pemerintah Indonesia dan perusahaan swasta," ucapnya.
Penandatanganan MoU antara BKPM dengan KIND ini dinilai Han sangat berarti. Sebab, akan mendorong komunikasi yang lebih aktif dan memungkinkan adanya kerjasama yang efektif. Selanjutnya, KIND berkomitmen melakukan upaya terbaik untuk meningkatkan partisipasi perusahaan Korea Selatan dalam proyek infrastruktur dan pembangunan perkotaan Indonesia bekerja sama dengan BKPM.
Menurut data BKPM, total realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia sejak tahun 2014 sampai kuartal kedua tahun ini mencapai 7,5 miliar dolar AS. Dengan realisasi investasi mencapai 2 miliar dolar AS pada 2017 dan 1,6 miliar dolar AS pada tahun lalu.
Investasi asal Korea Selatan didominasi sektor industri mesin dan elektronik (15 persen), pertambangan (13 persen), gas dan air (9 persen), industri sepatu (8 persen), serta industri karet dan plastik (8 persen). Sebagian besar di antaranya masih berada di Pulau Jawa, diikuti dengan Kalimantan dan Sumatra.