Sabtu 14 Sep 2019 17:01 WIB

Taiwan Minta Dukungan Internasional Bergabung di Sidang ICAO

Taiwan menyebut telah banyak terlibat dalam penerbangan internasional.

Bendera Taiwan
Foto: cnreviews.com
Bendera Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Menteri Perhubungan dan Komunikasi Taiwan, Lin Chia-lung, meminta Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) semestinya memperhatikan kebutuhan Taiwan untuk membangun saluran komunikasi dengan ICAO.

Termasuk kata dia, agar Taiwan secara langsung mendapatkan informasi peraturan dan ketentuan terbaru untuk memastikan transportasi yang aman bagi penumpang dan barang kargo di kawasan dan di seluruh dunia.

Baca Juga

Pernyataan ini disampaikan Menteri Lin menyambut hari jadi ke-75 ICAO dan Sidang Majelis ICAO ke-40 yang akan diadakan pada 24 September di Kanada mendatang. 

Menteri Lin menyerukan semua negara di dunia untuk mendukung partisipasi Taiwan di ICAO demi memastikan keamanan penerbangan penumpang dan peredaran barang kargo.

Menteri Lin mengatakan, Taiwan memiliki hubungan transportasi udara yang erat dengan berbagai negara wilayah. Wilayah Informasi Penerbangan Taipei (Taipei FIR) bertanggung jawab atas arus lalu lintas udara yang besar di Asia Timur, dan menyediakan lebih dari 1,75 juta layanan pengendalian lalu lintas udara pada 2018.  

Dia menyebutkan 17 bandara Taiwan melayani lebih dari 68,9 juta penumpang pada tahun 2018, dan 92 maskapai penerbangan beroperasi di Taiwan, menerbangkan 313 rute penumpang dan kargo reguler, yang menghubungkan 149 kota di seluruh dunia.  “Oleh karena itu, Taipei FIR adalah bagian yang tidak terpisahkan dari FIR global,” kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (14/9).  

Menteri Lin mengungkapkan, Taiwan tidak dapat berpartisipasi dalam pertemuan, mekanisme, dan kegiatan ICAO. Baik dari ketepatan waktu, pendanaan, dan operasinya. 

Menurut dia, Otoritas Penerbangan Sipil telah membayar lebih banyak upaya dan biaya daripada negara-negara lainnya untuk memastikan keselamatan penerbangan. 

“Kami berharap ICAO mau memperhatikan Taiwan agar bisa berpartisipasi dalam Sidang Majelis ICAO, dan mendapatkan informasi dan legitimasi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan kerja sama regional ICAO langit tidak berlubang (Seamless Sky) dan sesuai prinsip tidak ada yang dikecualikan," tutur dia.

Menteri Lin juga menyebutkan, pada awal April 2019, Menteri Luar Negeri Kelompok G7 mengeluarkan komunike Pertemuan Menteri Luar Negeri, menyerukan ICAO untuk menerima partisipasi semua anggota aktif penerbangan sipil internasional. “Ini sejalan dengan harapan Taiwan sejak lama untuk berpartisipasi dalam ICAO,” kata dia.

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA— Menteri Perhubungan dan Komunikasi Taiwan, Lin Chia-lung, meminta Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) semestinya memperhatikan kebutuhan Taiwan untuk membangun saluran komunikasi dengan ICAO.

 

Termasuk kata dia, agar Taiwan secara langsung mendapatkan informasi peraturan dan ketentuan terbaru untuk memastikan transportasi yang aman bagi penumpang dan barang kargo di kawasan dan di seluruh dunia.

 

Pernyataan ini disampaikan Menteri Lin menyambut hari jadi ke-75 ICAO dan Sidang Majelis ICAO ke-40 yang akan diadakan pada 24 September di Kanada mendatang.

 

Menteri Lin menyerukan semua negara di dunia untuk mendukung partisipasi Taiwan di ICAO demi memastikan keamanan penerbangan penumpang dan peredaran barang kargo.

 

Menteri Lin mengatakan, Taiwan memiliki hubungan transportasi udara yang erat dengan berbagai negara wilayah. Wilayah Informasi Penerbangan Taipei (Taipei FIR) bertanggung jawab atas arus lalu lintas udara yang besar di Asia Timur, dan menyediakan lebih dari 1,75 juta layanan pengendalian lalu lintas udara pada 2018. 

 

Dia menyebutkan 17 bandara Taiwan melayani lebih dari 68,9 juta penumpang pada tahun 2018, dan 92 maskapai penerbangan beroperasi di Taiwan, menerbangkan 313 rute penumpang dan kargo reguler, yang menghubungkan 149 kota di seluruh dunia.  “Oleh karena itu, Taipei FIR adalah bagian yang tidak terpisahkan dari FIR global,” kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (14/9).  

 

Menteri Lin mengungkapkan, Taiwan tidak dapat berpartisipasi dalam pertemuan, mekanisme, dan kegiatan ICAO. Baik dari ketepatan waktu, pendanaan, dan operasinya.

 

Menurut dia, Otoritas Penerbangan Sipil telah membayar lebih banyak upaya dan biaya daripada negara-negara lainnya untuk memastikan keselamatan penerbangan.

 

“Kami berharap ICAO mau memperhatikan Taiwan agar bisa berpartisipasi dalam Sidang Majelis ICAO, dan mendapatkan informasi dan legitimasi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan kerja sama regional ICAO //langit tidak berlubang (Seamless Sky)// dan sesuai prinsip "tidak ada yang dikecualikan," tutur dia.

 

Menteri Lin juga menyebutkan, pada awal April 2019, Menteri Luar Negeri Kelompok G7 mengeluarkan komunike Pertemuan Menteri Luar Negeri, menyerukan ICAO untuk menerima partisipasi semua anggota aktif penerbangan sipil internasional. “Ini sejalan dengan harapan Taiwan sejak lama untuk berpartisipasi dalam ICAO,” kata dia.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement