REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Redaktur Pelaksana Harian Republika Subroto mengungkap strategi membuat rilis berita agar menarik perhatian media massa baik cetak maupun online. Dalam membuat rilis, hal yang perlu disampaikan harus mengandung dua poin penting yakni nilai dan esensi berita.
Subroto menerangkan, kebanyakan rilis yang disebar lebih memperlihatkan kegiatan maupun aktivitas lembaga atau pihak tersebut. Sehingga, rilis yang disampaikan ke media tidak memiliki news value dan tidak menarik untuk diberitakan.
"Misalnya, Kementrian Pertanian (Kementan) mengunjungi suatu daerah di Cirebon. Rilis yang dibuat itu biasanya, Kementan lakukan kunjugan ke daerah Cirebon," kata Subroto dalam acara Agri Jurnalistik Camp Kementan dan Republika yang digelar di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Kementan, Bogor, Kamis (12/9).
Rilis seperti itu, Subroto menuturkan, kurang menarik bagi media untuk diterbitkan. Dia menjelaskan rilis yang ditulis seharusnya lebih menyoriti hal yang disampaikan oleh Kementan dalam kunjugan tersebut.
Dalam kunjugan tersebut, Subroto mencontohkan, Kementan membahas insentif untuk diberikan para petani. Rilis yang dibuat seharusnya lebih menyoroti insentif yang akan diberikan.
"Kepentingan media bukan kunjugannya. Tapi apa yang menarik bagi media? Kementan Beri Insentif ke petani. Itu menarik," tuturnya.
Kepala Biro Humas Kementan Kuntoro Boga Andri menyampaikan keinginannya untuk mendorong jajaran unit pelaksana teknis (UPT) dilingkungan Kementan agar lebih sering menulis. Dengan Agri Jurnalistik Camp, jajarannya dapat menyampaikan kinerja Kementan melalui tulisan.
"Ini untuk mendorong teman-teman menulis sebanyak-banyaknya terkait dengan hasil-hasil kinerja positif Kementrian, aktivitas kementrian bersama masyarakat, dan juga menulis berita positif," ujarnya.
Agri Jurnalistik Camp merupakan kerja sama Kementan dan Republika. Acara tersebut diikuti sekitar 50 peserta di lingkungan Kementan.
Usai Agri Jurnalistik Camp, Boga berharap, UPT dilingkungan Kementan dapat meningkatkan minat menulis. Sebab, menulis bukan hanya kewajiban humas tapi juga jajaran Kementan yang ingin mempublikasikan informasi ihwal kinerja Kementan.
"Kegiatan ini kita harapkan dapat memberikan kesempatan yang ingin meningkatkan skill menulis," katanya.