Selasa 10 Sep 2019 07:15 WIB

Perang Dagang, Ekspor Taiwan Tumbuh

Ekspor Taiwan tumbuh 2,6 persen dibanding dengan tahun sebelumnya.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Pegawai menyiapkan makanan di pasar malam Taipei, Taiwan, belum lama ini.
Foto: AP Photo/Chiang Ying-ying
Pegawai menyiapkan makanan di pasar malam Taipei, Taiwan, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Di tengah ekspektasi pelambatan, kinerja ekspor Taiwan secara mengejutkan tumbuh pada Agustus. Permintaan yang kuat terhadap ponsel pintar sebagai balasan dari dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Cina menjadi faktor pendorongnya.

Dilansir di Reuters, Senin (9/9), ekspor Taiwan tumbuh 2,6 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan setempat, nilainya menjadi 29 miliar dolar AS pada Agustus.

Pertumbuhan ekspor tidak terduga ini terjadi menjelang peak season pembelian gawai dan sebelum sejumlah vendor ponsel pintar berencana meluncurkan model terbarunya. Termasuk Apple yang akan mengeluarkan line iPhone berikutnya pada Selasa (10/9).

Kinerja ekspor Taiwan terbilang di luar ekspektasi jajak pendapat Reuters yag memperkirakan akan terjadi penurunan 0,2 persen. Sebab, sebelumnya, ekspor Taiwan mengalami kontraksi 0,5 persen pada Juli.

Pejabat Kementerian Keuangan Beatrice Tsai mengatakan, pertumbuhan ekspor pada Agustus ini lebih baik dibanding dengan perkiraan sebelumnya. "Meskipun, dampak berkelanjutan dari perang dagang Cina-AS tetap menyebabkan gesekan di sektor perdagangan," tuturnya kepada wartawan di Taipei.

Tsai menyebutkan, pertumbuhan ekspor pada Agustus banyak didorong permintaan terhadap ponsel pintar high end. Baik itu dari perusahaan Apple ataupun non-Apple.

Pemerintah menilai, ekspor Taiwan akan bertahan di kinerja positif secara stabil dalam beberapa bulan mendatang. Salah satu faktor pendukungnya, permintaan terhadap gawai yang diprediksi terus terjadi seiring dengan libur akhir tahun. Selain itu, sejumlah perusahaan manufaktur memutuskan untuk ‘pulang’ di tengah perang dagang.

Ekonom KGI Securities, Carl Liu, mengatakan, pertumbuhan pada Agustus ditopang oleh pergseseran permintaan sejumlah produsen dari Cina ke Taiwan. Mereka mencoba menghindari tarif akibat perang dagang. "Ini membantu pertumbuhan ekonomi bagi Taiwan," ucapnya.

Pabrik-pabrik Taiwan diketahui merupakan bagian penting dari rantai pasokan global untuk sejumlah raksasa teknologi seperti Apple dan Huawei. Perpindahan pabrik ke Taiwan membuat pemerintah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menajdi 2,46 persen.

AS menjadi salah satu mitra dengan pertumbuhan ekspor paling tinggi, yakni 22,8 persen. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi. Pertumbuhan tersebut didorong oleh permintaan yang kuat terhadap produk telekomunikasi dan produk elektronik. Sementara ekspor ke Cina tumbuh 1,1 persen, ekspor ke Jepang juga naik tujuh persen.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement